Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Transaksi Kripto Capai Rp221 Triliun, Ini Koin Buruan Investor Indonesia

Investasi aset kripto di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat dan telah mencapai nilai transaksi Rp211,1 triliun pada April 2024.
Ilustrasi proses penambangan Bitcoin. Dok Bloomberg
Ilustrasi proses penambangan Bitcoin. Dok Bloomberg

Bisnis.com, JAKARTA – Investasi aset kripto di Indonesia mengalami pertumbuhan pesat dan telah mencapai nilai transaksi Rp211,1 triliun pada 2024. Investor pun memiliki sejumlah aset kripto pilihan.

Mengutip data Badan Pengawas Berjangka Perdagangan Komoditi (Bappebti), jumlah investor mencapai 20 juta investor kripto dengan total transaksi mencapai Rp211,1 triliun hingga April 2024. 

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Coinvestasi kepada 1.086 responden pada Desember 2023 sampai Januari 2024 yang dipublikasikan oleh Indonesia Crypto Network berjudul “Latest Survey: 5 User Behaviors of Indonesian Crypto Investor” mengungkapkan, dana alokasi masyarakat Indonesia untuk berinvestasi crypto sebesar 53% menghabiskan lebih dari Rp500.000. 

Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Perdagangan Berjangka Komoditi (PBK) Bappebti Tirta Karma Senjaya mengungkapkan di tengah berbagai tantangan yang ada, transaksi investasi kripto di Indonesia pada kuartal I/2024 diisi dengan data yang menarik. 

"Di mana, lima besar aset crypto yang mendominasi perdagangan kripto di Indonesia adalah USDT, BTC, PEPE, SHIBA INU, dan DOGE. Terdapat pergeseran pilihan aset dibandingkan dengan kuartal IV/2023 lalu di mana koin seperti RNDR dan SOLANA ada di lima besar aset yang diperdagangkan bersandingan dengan BTC dan ETH," jelasnya, dalam keterangan Kamis (30/5/2024).

Fenomena ini lanjutnya, menjadi tantangan bagi Bappebti agar tetap memberikan edukasi menyeluruh bagi investor kripto, menyiapkan ekosistem yang memberikan keamanan, dan mengimbau para pedagang kripto menjaga iklim kondusif dan stabilitas layanan.

Lebih jauh, Bappebti dipercaya oleh pemerintah meregulasi aset kripto menyoroti aspek yang masih menjadi tantangan industri. Pertama, terkait ruang lingkup investasi kripto dari hulu ke hilirnya yang sangat luas, sehingga hal ini menjadi tantangan yang cukup besar bagi Bappebti bisa meregulasi secara baik.

Namun, Bappebti juga tetap memberikan ruang eksplorasi dan inovasi bagi industri maupun pendukung ekosistemnya, serta memberikan keamanan dan kenyamanan investasi bagi para investor. Menurut Tirta, menjadi tantangan dan tanggung jawab bersama khususnya pemerintah agar bisa mengatur terkait dengan penggunaan blockchain ini. 

"Kami yakin dari sisi hulu ini akan memberikan keuntungan besar bagi Indonesia jika dikembangkan lebih jauh lagi. Tentu saja kami akan menggandeng pemerintah dan kementerian lembaga terkait supaya bersama-sama membangun industri crypto dari hulu ke hilir,” tambahnya.

General Counsel PINTU Malikulkusno Utomo menjabarkan tantangan yang dihadapi oleh industri kripto Indonesia dari sisi pedagang. Menurutnya, terdapat dua tantangan. 

Tantangan pertama, senada dengan pernyataan dari Bappebti mengenai aturan dari hulu hingga hilir. Alasannya, investasi kripto bergerak sangat cepat dan dinamis dengan berbagai use cases yang muncul setiap harinya. 

"Investasi perdagangan spot hanyalah salah satu produk, sementara banyak hal lain seperti Decentralized Finance (DeFi), NFT, Web3, dan produk crypto lainnya yang menjadi tantangan seluruh pihak,” katanya.

Adapun, tantangan kedua mengenai edukasi di tengah meningkatnya jumlah investor dalam waktu cepat. Para perantara perdagangan aset kripto, seperti PINTU memiliki komitmen terus melakukan edukasi kepada masyarakat yang sudah bisa dilihat dari berbagai kegiatan komunitas seperti webinar, roadshow ke berbagai kampus dan memanfaatkan berbagai platform. 

"Namun, kami justru melihat ada sarana lain untuk edukasi yaitu langsung mencoba berinvestasi crypto. Hal tersebut menjadi bagian dari perjalanan self-learning investor bahwa terdapat berbagai risiko di dalam investasi crypto. Jadi investor yang sudah mencoba diharapkan secara perlahan melakukan riset hingga menentukan profil risiko dan alokasi persentase dana yang akan diinvestasikan ke aset crypto,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper