Bisnis.com, JAKARTA - Komisaris PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) Chairal Tanjung melaporkan perubahan kepemilikan saham di perseroan. Adik crazy rich Chairul Tanjung itu kini memiliki 6.424.259 lembar saham.
Dalam pernyataannya mewakili Chairal, Vice President GIAA Cahyadi Indrananto menyebut penambahan saham ini berasal dari program tantiem yang ditangguhkan untuk tahun buku 2023.
"Jumlah saham yang dibeli 2.366.633 lembar," ulasnya dikutip Selasa (12/8/2025).
Dia menjelaskan, Chairal membeli saham GIAA dari tantiem dengan harga rata-rata Rp72,78. Artinya jika diuangkan, tantiem 2023 ini bernilai Rp172,24 juta. Pembelian saham ini juga membuat hak suara Chairal dalam RUPS naik menjadi 0,007%.
Berdasarkan laporan yang disampaikan transaksi pembelian dilakukan pada 4 Agustus 2025. Transaksi tersebut dilakukan secara langsung dan diklasifikasikan sebagai saham biasa.
Fokus Danantara
Baca Juga
Garuda Indonesia sendiri saat ini menjadi fokus penyelamatan oleh SWF Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara). Persoalan utang yang membelit dan berkurangnya armada pesawat secara drastis akibat penarikan oleh leasing membuat lembaga pengelola aset Rp14.000 triliun itu mendorong mendapatkan armada baru.
Kepala Danantara sekaligus Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Rosal P. Roeslani mengungkapkan saat ini tengah dilakukan pembicaraan pembelian 50 pesawat Boeing untuk Garuda Indonesia.
Dari jumlah pesanan itu, satu unit telah diterima. Sementara 49 sisanya dikirim paling cepat mulai 2031.
Rosan menjelaskan bahwa kesepakatan itu sudah terjadi sejak sebelum pandemi Covid-19, artinya perlu waktu enam hingga tujuh tahun lagi bagi PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) untuk mendapatkan armada baru. Untuk itu, Rosan mendorong pihak Garuda untuk memaksimalkan penggunaan pesawat yang ada saat ini sambil menunggu pengiriman dari AS.
“Pengiriman untuk Boeing yang [pesawat] baru paling cepat tahun 2031—2032. Oleh sebab itu, kami menyampaikan kepada manajemen adalah pertama optimalisasi dari pesawat yang ada,” ujarnya dalam keterangan resmi, Selasa (29/7/2025).
Pemerintah melalui Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara) pun telah menginjeksi modal ke Garuda Indonesia senilai US$405 juta, setara Rp6,65 triliun, dalam rangka perawatan dan perbaikan. Rosan sekaligus Bos Danantara tersebut mengungkapkan bahwa saat ini banyak sekali pesawat dari Citilink maupun Garuda yang sudah tidak diizinkan beroperasi (grounded) dan tidak dapat terbang namun tetap membayar biaya sewa.