Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rotasi Sektor Pasar Modal 2025: Saham Teknologi & Infrastruktur Ungguli Energi

Saham sektor teknologi dan infrastruktur mengalami lonjakan signifikan pada 2025 mengungguli sektor energi yang sebelumnya mendominasi pada 2024.
Investor mengamati pergerakan harga saham melalui salah satu platform di Jakarta, Rabu (7/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P
Investor mengamati pergerakan harga saham melalui salah satu platform di Jakarta, Rabu (7/5/2025). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA – Kinerja saham sektor teknologi dan infrastruktur berbalik arah. Sepanjang 2024, indeks teknologi (IDXTECHNO) terkoreksi 9,87%, sementara indeks infrastruktur (IDXINFRA) turun 5,81%. Namun, hingga 11 Agustus 2025, saham sektor teknologi melesat 120,84% year to date (YtD), sedangkan sektor infrastruktur menguat 27,89% YtD.

Kenaikan tajam kedua sektor ini pada 2025 menenggelamkan kinerja sektor energi (IDXENERGY) yang pada 2024 menjadi indeks dengan pertumbuhan tertinggi.

Direktur Pilarmas Investindo Sekuritas, Maximilianus Nico Demus mengatakan rotasi sektor pasar modal pasti akan terjadi menyesuaikan roadmap business plan dari pemerintah. Namun, dalam perjalanannya rotasi sektor juga dapat terjadi apabila suatu perusahaan memang melakukan ekspansi dan memiliki valuasi yang menarik.

"Terutama di tengah situasi dan kondisi saham-saham bluechip yang sulit untuk bergerak mengalami kenaikan, akibat sentimen yang mungkin kurang menguntungkan. Oleh sebab itu, saham lapis kedua, ketiga cenderung menjadi pilihan," ujarnya.

Pada penutupan perdagangan hari ini, IDXENERGY ditutup pada zona hijau, menguat 0,92% ke posisi 3.061,98. Sebanyak 33 saham menguat, 26 saham kontraksi, dan 32 saham tidak berubah.

DSSA, salah satu saham indeks energi yang sepanjang 2024 mencatat pertumbuhan tertinggi, hari ini mengalami kontraksi 0,71% ke level Rp83.600. Senasib, DWGL hari ini juga turun 0,86% ke posisi Rp230 per saham.

Adapun, Nico melihat peningkatan pesat IDXTECHNO selaras dengan pertumbuhan saham anggota indeks sepanjang 2025. Misalnya, WIFI yang sudah naik 560,98%, DCII melesat 560,93%, hingga IRSX yang melayang 274,19%.

Kondisi yang sama juga terlihat pada saham-saham infrastruktur. Nico mencontohkan, CDIA telah melambung 715.79% sementara KRYA terbang 400%.

"Dan rasanya, kalau kita perhatikan secara sentimen sektor memang kurang kuat, namun secara sentimen terhadap perusahaan yang lebih mendominasi. Kita ambil contoh, WIFI yang memang fokus ekspansi FTTH. Selain itu, sosok di belakang WIFI tentu menjadi salah satu katalis positif tersendiri dengan kenaikan tersebut," kata Nico.

Seperti diketahui, investor pengendali PT Investasi Sukses Bersama menambah kepemilikan saham WIFI sebesar 30.095.800 saham pada 8 Agustus 2025 lalu. Dengan harga Rp2.880 per saham, perkiraan dana yang digelontorkan mencapai Rp86,68 miliar.

Indeks saham sektoral yang juga tertekan pada 2025 ini adalah IDXFINANCE (+1,72% YtD), IDXNONCYC (-3,44% YtD) dan IDXCLIC (-5,58% YtD).

Nico mengatakan, untuk sektor konsumer saat ini sedang mengalami tekanan akibat penurunan daya beli dan konsumsi. Sementara itu, sektor finansial terpengaruh oleh kondisi bank-bank yang memiliki market cap besar tengah mengalami tekanan akibat sentimen koperasi merah putih serta dampak kinerja perbankan yang cenderung melambat.

Oleh sebab itu, sambung Nico, banyak pelaku pasar dan investor yang mulai mencari sektor lain yang memang dianggap jauh lebih menguntungkan.

Melihat adanya potensi rotasi lanjutan di kuartal IV/2025, Nico mengatakan sektor energi tetap menjadi salah satu yang menjanjikan.

"Kami masih senang dengan teknologi, energy, basic material, dan infrastruktur. Tiga di antaranya memiliki bobot yang cukup besar di IHSG," tegasnya.

Dengan mempertimbangkan adanya fluktuasi pergerakan saham antar sektoral tersebut, Nico menyarankan kepada investor agar benar-benar mencermati kinerja dari perusahaan, termasuk sentimen global maupun dalam negeri di setiap sektor dan saham tersebut.

"Perhatikan juga narasi yang dibangun, fundamental perusahaan, ekspektasi terhadap perusahaan tersebut dan tentu saja sosok di balik perusahaan tersebut. Tidak lupa, perhatikan momentumnya," pungkas dia.

_________

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro