Bisnis.com, JAKARTA – Saham emiten Pendidikan Bimbingan Belajar dan Konseling Swasta PT Lavender Bina Cendikia Tbk. (BMBL) tercatat dibuka turun 9,57 persen pada hari perdana IPO.
Saham BMBL tercatat diperdagangkan pada rentang Rp170-Rp188 pada hari ini, dengan volume saham yang diperdagangkan mencapai 14,43 juta saham. Saham BMBL tercatat memiliki kapitalisasi pasar Rp175,1 miliar.
Pada proses IPO, saham BMBL mencatatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) pada proses penawaran saham perdananya (Initial Public Offering/IPO).
IPO perusahaan dengan merek Bimbel Lavender tersebut menyampaikan kelebihan pemesanan sebanyak 47 kali dari total penjatahan terpusat. Saat IPO, saham yang ditawarkan adalah sebanyak 280 juta saham baru.
Deputy Director Investment Banking Mirae Asset Sekuritas Indonesia Mukti Wibowo Kamihadi menuturkan kelebihan pemesanan saham BMBL ini menunjukkan antusiasme investor yang tinggi. Hal tersebut karena BMBL merupakan emiten pertama yang bergerak di sektor pendidikan, sehingga hal ini memberikan kabar baik untuk industri pendidikan Indonesia.
“Selama masa pooling, permintaan yang masuk mencapai lebih dari 50 miliar saham dari total saham yang ditawarkan sebanyak 280 juta saham baru, atau oversubscribed 4.709 persen atau 47 kali dari jumlah pemesanan terpusat. Nilai pemesanan terpusat yang masuk lebih dari Rp942 miliar,” ujar Wibowo.
Baca Juga
BMBL menjadi sorotan di kancah bursa belakangan ini karena untuk pertama kalinya terdapat perusahaan dari sektor pendidikan, khususnya perusahaan bimbingan belajar (bimbel) yang akan melantai ke bursa saham. Hal ini menjadi perhatian bagi investor karena usaha di sektor pendidikan belum ada di pasar modal.
Direktur Utama KGI Sekuritas Indonesia Antony Kristanto mengatakan dirinya memiliki keyakinan atas prospek BMBL di masa yang akan datang. Pasalnya, BMBL berkomitmen untuk mengembangkan fasilitas sarana dan prasarana serta penggunaan teknologi terkini dalam melayani konsumennya.
Menurutnya, penggunaan teknologi memudahkan BMBL untuk memperluas jangkauan pasar. Disisi lain, komitmen pengembangan fasilitas BMBL bisa dilihat dari salah satu penggunaan dana hasil IPO berupa pelunasan unit apartemen yang akan diperuntukkan untuk akomodasi penginapan para siswa.
Sebelumnya, BMBL masih mengandalkan hotel untuk keperluan akomodasi para siswa sehingga BMBL akan mengalami efisiensi biaya akomodasi setiap tahunnya.
Sementara itu, Analis KGI Sekuritas Indonesia Rovandi memperkirakan kinerja keuangan BMBL pada 2022 ini diproyeksikan mengantongi laba bersih sebesar Rp4 miliar. Angka itu naik hampir 2 kali lipat dari perolehan laba bersih di 2021 sebesar Rp2,13 miliar.
Dalam proyeksi BMBL, laba bersih di 2023 bisa mencapai Rp6 miliar dan 2024 mencapai Rp16,5 miliar.