Bisnis.com, JAKARTA – Saham PT Indo Tambangraya Megah Tbk. (ITMG) ditutup merosot pada perdagangan hari ini, Selasa (12/8/2025) di tengah moncernya kinerja IHSG. Depresiasi itu terjadi sejalan dengan penurunan laba bersih ITMG periode semester I/2025.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, saham ITMG ditutup anjlok 1.150 poin atau 4,85% ke posisi Rp22.550 pada akhir perdagangan hari ini. ITMG merosot saat pasar saham bergairah dengan kenaikan indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup melesat 185,77 poin atau 2,44% ke level 7.791,69. Level itu sekaligus merupakan rekor level penutupan IHSG tertinggi sepanjang tahun berjalan 2025.
Sepanjang perdagangan hari ini, saham ITMG bermanuver di rentang Rp22.400-Rp23.025 per saham. Adapun, kapitalisasi pasarnya tercatat sebesar Rp25,48 triliun.
Dibandingkan dengan posisi akhir 2024 di level Rp26.700, saham ITMG sudah terperosok 15,54% sepanjang tahun berjalan 2025.
Pandangan analis terbelah untuk saham ITMG. Berdasarkan data Bloomberg, sebanyak 11 analis menyematkan peringkat beli, 16 analis menyarankan hold, dan 2 analis merekomendasikan jual terhadap saham ITMG. Target harga saham ITMG berdasarkan konsensus analis berada di level Rp23.729 per saham dalam 12 bulan ke depan.
Terbaru, analis DBS Bank William Simadiputra menyarankan hold saham ITMG dengan target harga Rp21.000. Senada, analis Panin Sekuritas Andhika Audrey merekomendasikan hold saham ITMG dengan target harga Rp23.000 per saham.
Rekomendasi hold juga diberikan oleh analis BNI Sekuritas Indrawan Sitorus, dan analis Indo Premier Sekuritas Reggie Parengkuan dengan target harga berturut-turut sebesar Rp21.350 dan Rp21.000 per saham.
Sementara itu, analis Citi Ryan Davis menyematkan peringkat jual terhadap saham emiten batu bara itu dengan target harga Rp18.000 per saham.
Dalam risetnya, analis Panin Sekuritas Andhika Audrey mengatakan target harga Rp23.000 per saham mencerminkan estimasi harga per laba (price to earnings ratio/PER) 4,7 kali pada 2025.
Adapun, rekomendasi hold disematkan terhadap ITMG dengan mempertimbangkan faktor pelemahan harga batu bara global lanjutan, ekspektasi risiko dari rencana pengenaan bea keluar pada 2026, sera penurunan laba perseroan yang berisiko mempengaruhi pembagian dividen ke depannya.
Seperti diberitakan Bisnis, ITMG membukukan penurunan kinerja sepanjang semester I/2025. ITMG mencatatkan laba bersih sebesar US$90,97 juta atau setara Rp1,47 triliun (kurs jisdor Rp16.231 per dolar AS 30 Juni 2025) hingga 30 Juni 2025.
Laba bersih ITMG itu susut 29,51% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$129,07 juta.
Dalam laporan keuangannya, ITMG mencetak pendapatan bersih sebesar US$919,4 juta atau setara Rp14,9 triliun. Pendapatan ini turun 12,4% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$1,04 miliar.
Manajemen ITMG dalam keterangannya menuturkan volume penjualan meningkat 8% secara tahunan menjadi 11,7 juta ton sepanjang Januari-Juni 2025. Pada saat yang sama, produksi batu bara ITMG meningkat 12% year-on-year (YoY) menjadi 10,4 juta ton.
Meskipun demikian, pendapatan perseroan menyusut karena dipengaruhi oleh turunnya rata-rata harga jual (average selling price/ASP) batu bara sebesar 19% dari US$97 per ton pada semester I/2024 menjadi US$78 per ton pada 6 bulan 2025. Hal tersebut terjadi seiring dengan harga acuan batu bara yang melemah, terutama Indonesia Coal Index (ICI).
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.