Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Dana Asing Keluar Rp1,8 Triliun, IHSG Anjlok 3,5 Persen Lebih

Hingga pukul 14.09 WIB, IHSG anjlok semakin dalam. Indeks koreksi 3,59 persen atau 207,81 poin menuju 5.575,53. Bahkan, IHSG sempat ke level terendah 5.563,86.
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha
Layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (12/11/2020). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan turun dalam pada sesi perdagangan Senin (30/11/2020) seiring dengan derasnya aksi jual investor asing.

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 11.30 WIB atau akhir sesi I, IHSG turun tipis 0,6 persen atau 34,9 poin menjadi 5.748,43. Sepanjang pagi ini, indeks bergerak di rentang 5.735,26-5.798,29.

Namun demikian, hingga pukul 14.09 WIB, IHSG anjlok semakin dalam. Indeks koreksi 3,59 persen atau 207,81 poin menuju 5.575,53. Bahkan, IHSG sempat ke level terendah 5.563,86.

Sebanyak 89 saham menguat, 424 saham melemah, dan 113 saham diperdagangkan stagnan. Tercatat kapitalisasi pasar di Bursa Efek Indonesia amblas menuju Rp6.502,72 triliun.

Nilai transaksi cukup ramai mencapai Rp16,47 triliun. Pelemahan IHSG terjadi seiring dengan aksi profit taking investor asing. Net sell asing hingga pukul 14.09 WIB mencapai Rp1,8 triliun.

Sejumlah saham yang menjadi sasaran jual utama ialah emiten berkapitalisasi jumbo, seperti PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. (TLKM) dengan net sell Rp369,8 miliar, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. (BBRI) Rp192,2 miliar, dan PT Bank Central Asia Tbk. (BBCA) Rp183,5 miliar.

IHSG mengalami koreksi hebat setelah meningkat signifikan pekan lalu. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 3,80 persen pada 23-27 November 2020.

Kapitalisasi pasar IHSG juga naik 3,80 persen atau Rp243,079 triliun menjadi Rp6.720,94 triliun. Artinya, hingga siang ini menjelang tutup, kapitalisasi pasar amblas Rp200 triliun lebih.

Tim analis Infovesta Utama dalam laporannya menuliskan, kinerja IHSG selama dua bulan terakhir ini telah mencatatkan kenaikan yang cukup signifikan dimana pada bulan Oktober kinerja IHSG tercatat naik sebesar 5,30 persen, sedangkan pada bulan November per tanggal 27 November tercatat sebesar 12,77 persen ke level Rp5.783.

Ini merupakan kenaikan tertinggi kedua sejak bulan September 2010 sebesar 13,61 persen. Dengan penguatan IHSG yang cukup tinggi pada bulan November ini juga telah banyak membantu kinerja portofolio para investor sehingga terlihat seperti Window Dressing telah dilakukan lebih awal.

Namun, masih terdapat peluang yang sangat besar bahwa pada bulan Desember ini masih akan dilakukan Window Dressing karena belum ada isu negatif baru yang dapat mempengaruhi kinerja pasar secara signifikan.

IHSG sendiri masih berpotensi untuk bergerak ke level 5.800 hingga akhir tahun 2020 walaupun akan diiringi dengan koreksi sehat di pasar saham setelah mengalami reli selama beberapa minggu terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Hafiyyan
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper