Bisnis.com, JAKARTA - Emiten pertambangan dan energi PT Indika Energy Tbk. (INDY) bakal menerbitkan obligasi global dengan total emisi sebanyak-banyaknya US$650 juta di Bursa Efek Singapura (SGX-ST).
Wakil Direktur Utama Indika Energy Azis Armand membenarkan rencana penerbitan surat utang tersebut.
“ [Tujuan penerbitan bond] untuk refinancing,” ungkapnya singkat kepada Bisnis, Minggu (20/9/2020).
Dalam keterangannya ke Bursa Efek Indonesia, terkait rencana penggunaan dana hasil transaksi, Indika Energy masih berdiskusi dengan pihak-pihak terkait.
Namun, secara umum, perseroan berencana untuk menggunakan dana hasil transaksi, diantaranya, termasuk tetapi tidak terbatas, untuk tujuan pengembangan usaha, pembiayaan diversifikasi usaha, pelunasan kewajiban, serta pembiayaan korporasi pada umumnya.
Dengan asumsi nilai kurs Rp14.700, maka penerbitan bond US$650 juta setara dengan Rp9,55 triliun.
Baca Juga
Jumlah pokok obligasi sebanyak-banyaknya US$650 juta, merupakan lebih dari 50 persen dari nilai ekuitas Indika Energy berdasarkan Laporan Keuangan Konsolidasian. Dalam aksi korporasinya, INDY akan menggunakan laporan keuangan per Juni 2020.
Kendati demikian, perseroan belum menerbitkan laporan kinerja pada semester I/2020 seiring dengan laporan tersebut akan ditelaah terbatas dengan auditor.
Pada kuartal I/2020, INDY membukukan pendapatan kuartal I/2020 US$641,5 juta menurun 8,5 persen dari US$700,7 juta pada periode yang sama tahun lalu. Sejalan dengan penurunan itu, INDY membukukan rugi yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$21,0 juta.
Hal itu kontras dengan kinerja kuartal I/2019. Kala itu, perseroan membukukan laba yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar US$11,7 juta.
Adapun, ekuitas INDY per Maret 2020 mencapai US$999,86 juta, turun dari akhir 2019 sebesar US$1,04 miliar.
Melalui keterangannya kepada Bursa Efek Indonesia, manajemen INDY menyebutkan bahwa pihaknya akan meminta persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 26 Oktober 2020.
Jika disetujui, penerbitan global bond ini akan menjadi surat utang keempat yang diterbitkan perseroan di tengah masih berjalannya periode surat utang sebelumnya.
Berdasarkan catatan Moody’s Investors Service, Indika Energy memiliki tiga obligasi yang sedang berjalan. Surat utang dengan tenggat jatuh tempo terdekat adalah senior notes V tahun 2017 sebesar US$265 juta yang diterbitkan oleh Indika Energy Capital II Pte. Ltd yang memiliki tenor hingga tahun 2022.
Dua surat utang lainnya adalah senior notes IV tahun 2013 yang diterbitkan Indo Energy Finance II B.V senilai US$285 juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2023 dan senior notes VI tahun 2017 yang diterbitkan oleh Indika Energy Capital III Pte. Ltd senilai US$575 juta yang akan jatuh tempo pada tahun 2024.
Sebelumnya, Lembaga pemeringkat internasional tersebut juga sempat merevisi outlook atau prospek INDY akibat tren pelemahan harga batu bara termal yang tidak luput dari imbas penyebaran Covid-19.
Pada Mei lalu, Moody’s mengumumkan merevisi outlook perseroan dari stabil menjadi negatif. Kendati demikian, corporate family rating (CFR) dipertahankan di level Ba3.
Afirmasi peringkat Ba3 untuk INDY mencerminkan bisnis perseroan yang terdiversifikasi yang mana perseroan memiliki saldo kas yang besar, utang jangka pendek terkelola, serta kebijakan keuangan yang prudent.