Bisnis.com, JAKARTA - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi melanjutkan penguatan ke posisi 7.150 pada perdagangan hari ini, Senin (1/7/2024). Terdapat berberapa emiten yang menarik untuk diperhatikan.
Tim Analis Phintraco Sekuritas menjelaskan secara teknikal, terbentuk pola White Marubozu menjadi sinyal rebound lanjutan. Hal tersebut sejalan dengan konfirmasi golden cross antara MA5 dan MA20 serta pelebaran positive slope pada MACD.
“Dengan demikian, IHSG diperkirakan akan melanjutkan penguatannya di area 7.100 - 7.150 pada Senin,’ kata Tim Analis dikutip Minggu (30/6/2024).
Pada perdagangan sebelumnya, IHSG berhasil ditutup di atas level psikologis 7.000 di 7,063 atau naik 1,37%. IHSG bergerak di rentang 6.987 hingga 7.084 dengan kapitalisasi pasar sebesar Rp12.125,58 triliun.
Sementara itu pada perdagangan besok, Phintraco sekuritas menjelaskan posisi resistance ada di level 7.150, pivot di 7.100 dan support di 7.000.
Sejumlah sentimen akan mempengaruhi gerak IHSG. Dari global, investor menanti rilis data ISM Manufacturing AS bulan Juni 2024 pada Senin yang diperkirakan di level 49 dari yang sebelumnya 48,7 di Mei 2024.
Baca Juga
Meskipun masih dalam level kontraksi, ekspektasi kenaikan pada data manufaktur merefleksikan keyakinan pasar terhadap perbaikan aktivitas barang dan jasa di AS.
Sama halnya di AS, di Eropa juga terdapat rilis data manufaktur di Euro Area dan Jerman yang diperkirakan akan melambat di bulan Juni masing-masing di level 43,4 dan 45,6. Di sisi lain, sektor manufaktur di Inggris diperkirakan akan tetap berada di zona ekspansif (>50) di level 51,4 pada Juni 2024.
Semenara itu, dari regional, pasar menantikan rilis data Caixin Manufacturing PMI China untuk Juni, dengan proyeksi stabil berada dalam zona ekspansif pada level 51,2.
Ekspektasi sektor manufaktur yang ekspansif didukung dengan adanya rilis data Industrial Profit Tiongkok secara kumulatif pada Januari hingga Mei yang berhasil tumbuh 3,4% YoY dengan peningkatan pada sektor manufaktur sebesar 6,3% YoY.
Adapun dari pasar domestik, Indonesia menantikan rilis data inflasi bulan Juni 2024 yang dijadwalkan rilis pada Senin, dengan proyeksi laju inflasi akan melambat di level 2,7% dari yang sebelumnya sebesar 2,84% YoY di Mei 2024.
“Meskipun terdapat perayaan Iduladha pada Juni 2024, konsensus masih memperkirakan bahwa tekanan harga pangan di bulan Juni sudah mulai melandai,” tulis Tim Analis.
Di tengah proyeksi IHSG dan sentimen yang menyertainya, Phintraco merekomendasikan beberapa saham untuk diperhatikan pada perdagangan, di antaranya ADMR, ANTM, PTBA, UNVR, dan CTRA.
Proyeksi Semester II/2024
Sebelumnya, Head of Research InvestasiKu (Mega Capital Sekuritas) Cheril Tanuwijaya mengatakan ketidakpastian kebijakan moneter dari The Fed menjadi isu utama yang memberikan efek domino seperti pelemahan rupiah dan dampak suku bunga yang tinggi memberikan beban biaya yang lebih tinggi untuk emiten-emiten di pasar modal.
"Dari domestik, sikap wait and see investor terhadap kebijakan dan susunan kabinet baru juga masih membayangi, selain juga adaptasi pelaku pasar terhadap penerapan mekanisme full call auction atau FCA," ujar Cheril.
Dengan kondisi pasar modal saat ini, InvestasiKu masih memberikan target akhir tahun IHSG di level 7.500.
Cheril melanjutkan, pihaknya melihat sentimen global di semester II/2024 berpotensi lebih optimistis karena suku bunga The Fed yang berpotensi turun hingga dua kali di tahun ini, yaitu diperkirakan pada September dan Desember. Penurunan suku bunga ini akan diikuti oleh penurunan suku bunga BI.
"Sektor-sektor pilihan yang utama dari sektor consumer staples dan kesehatan, karena keduanya cenderung defensif dan relatif minim pengaruhnya dari ketidakpastian suku bunga," kata Cheril.
Sementara itu, Head of Education and Literation Kiwoom Sekuritas Oktavianus Audi menjelaskan koreksi IHSG yang terjadi selama semester I/2024 ini disebabkan oleh ketidakpastian di tengah masih tertahannya suku bunga acuan pada level yang tinggi untuk waktu yang lebih panjang dari perkiraan pasar sebelumnya.
"Hal ini menyebabkan banyaknya aliran investasi asing yang keluar, tercatat terjadi net sell sebesar Rp20,35 triliun di pasar reguler," tutur Audi.
Audi menuturkan investor cenderung melakukan perpindahan investasi ini menuju aset yang lebih low risk dan memberikan return yang lebih besar.
Adapun untuk semester II/2024, Kiwoom Sekuritas memandang IHSG akan dipengaruhi oleh beberapa momentum seperti terjadinya pemangkasan suku bunga acuan dan peralihan pemerintahan presiden baru.
"Pasar masih menantikan momentum kebijakan presiden baru, jika pro-market maka hal ini akan menjadi pendorong pergerakan IHSG setidaknya dapat kembali ke atas level 7.000," kata dia.
Kiwoom Sekuritas memperkirakan IHSG hingga akhir 2024 akan berada pada level 7.387, dengan estimasi pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) lebih dari 4,9% dan inflasi yang terjaga di bawah 3%.
_________
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.