Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Strategi Sinarmas AM saat Pasar Saham Lesu Imbas PPK FCA

Sinarmas AM merancang strategi meracik portofolio reksa dana saat pasar saham lesu karena PPK FCA.
Jajaran direksi Sinarmas AM dan Bank Sinarmas saat peluncuran Reksa Dana Indeks Simas Sri Kehati pada Selasa (11/6/2024). (Bisnis/Rizqi Rajendra
Jajaran direksi Sinarmas AM dan Bank Sinarmas saat peluncuran Reksa Dana Indeks Simas Sri Kehati pada Selasa (11/6/2024). (Bisnis/Rizqi Rajendra

Bisnis.com, JAKARTA - Manajer investasi Grup Sinar Mas, PT Sinarmas Asset Management menyampaikan strategi perseroan dalam meracik reksa dana saham, di tengah gejolak pasar saham akibat kebijakan papan pemantauan khusus full call auction (PPK FCA) oleh Bursa Efek Indonesia (BEI).

Pada Selasa (11/6/2024), Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) parkir melemah 0,95% atau 65,85 poin ke level 6.855,69. Secara year-to-date (ytd), IHSG pun ambles 5,74% dan ini merupakan level terendah indeks komposit sepanjang tahun berjalan.

Chief Investment Officer Sinarmas Asset Management Genta Wira Anjalu mengatakan dampak dari adanya kebijakan PPK FCA ini cukup minim terhadap dana kelolaan reksa dana, maupun kinerja return reksa dana saham perusahaan.

Sinarmas AM pun tetap melakukan strategi investasi dengan meluncurkan reksa dana dengan kelas aset saham, salah satunya Reksa Dana Indeks Simas Sri Kehati pada Selasa (11/6) oleh PT Bank Sinarmas Tbk. (BSIM).

"Mungkin untuk dampak PPK FCA bagi kami cenderung minim ya, karena bagaimana pun juga kami juga dalam pemilihan saham cukup selektif. Memang kalau kami lihat untuk reksa dana indeks ini cenderung tidak terdampak terhadap PPK FCA," ujar Genta saat Peluncuran Reksa Dana Indeks Simas Sri Kehati, Selasa (11/6).

Dia pun tidak menampik bahwa dengan adanya kebijakan PPK FCA menjadi sentimen negatif atau bad news yang turut membuat pasar saham terkoreksi. Namun, terjadinya koreksi IHSG ini dapat dijadikan peluang bagi investor untuk mendapatkan saham di harga diskon.

"Kalau kami lihat koreksi yang terjadi ini, memang disebabkan oleh berbagai sentimen negatif ya atau bad news. Namun sisi positifnya adalah bahwa bad news tersebut sudah terprice-in oleh market, dan setiap koreksi itu merupakan peluang kami melihatnya," katanya.

Terkait dari sentimen global, menurutnya Bank Sentral AS Federal Reserve (The Fed) tahun ini diproyeksikan akan mulai memangkas suku bunga acuan, yang saat ini masih di level 5,25%-5,5%. Menurutnya jika The Fed pangkas suku bunga, maka pasar secara kompak akan menguat atau bullish.

Dia mengatakan, Sinarmas AM pun memproyeksikan IHSG dapat mencapai level 7.700 hingga akhir tahun 2024, dengan mencerminkan price earning (PE) 13,2 kali dengan pertumbuhan laba emiten berkisar 8%-10%.

Adapun hingga akhir tahun, Sinarmas AM menargetkan dana kelolaan (Asset Under Management/AUM) dapat mencapai Rp65 triliun hingga Rp66 triliun sampai akhir 2024. Untuk mencapai target tersebut, perusahaan pun merancang strategi meracik portofolio reksa dana dengan melakukan diversifikasi aset kelas.

“Untuk strategi investasi kami di tengah ketidakpastian, diversifikasi menjadi kunci. Kami juga bisa menerapkan strategi terkait cost dollar averaging, atau cost rupiah averaging. Jadi. setiap ada koreksi kami bisa menambah posisi dan bisa menahan investasi sesuai dengan objektif investasi dan time horizon kami," pungkasnya.

Sebagaimana diketahui, BEI meluncurkan PPK FCA pada 25 Maret 2024, namun kebijakan itu menuai protes keras dari kalangan investor. Terlebih, BEI juga menjebloskan PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN) milik Prajogo Pangestu ke dalam PPK pada 29 Mei yang mengakibatkan IHSG ambles meninggalkan level 6.900.

---

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper