Bisnis.com, JAKARTA -- Harga emas kerap menunjukkan penurunan akibat The Fed mempertahankan tingkat suku bunga pada pekan lalu.
Analis Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan ada potensi harga emas naik karena pasar mempersiapkan diri untuk kemungkinan sinyal kebijakan yang lebih hawkish dari Federal Reserve.
Dalam pandangannya Fischer menjelaskan, meskipun tren harga emas sebelumnya mengalami penurunan yang cukup signifikan. Fischer melihat adanya kemungkinan pembalikan tren. Namun, saat ini, emas diprediksi akan mengalami kenaikan yang cukup tinggi ke depannya.
Adapun penurunan harga emas ini terjadi karena adanya beberapa de-eskalasi dalam ketegangan geopolitik global, yang membuat permintaan akan aset safe haven seperti emas berkurang. Namun, rentetan penurunan ini menjadi rentan terhadap kenaikan suku bunga, terutama dengan antisipasi sinyal yang lebih hawkish dari the Fed.
Secara keseluruhan Fischer menunjukkan bahwa harga emas memiliki potensi untuk mengalami kenaikan yang signifikan, terutama sebagai respons terhadap keputusan The Fed untuk menahan suku bunga dan pelemahan dolar AS. Namun, fluktuasi harga masih mungkin terjadi berdasarkan faktor-faktor eksternal, termasuk perkembangan geopolitik global dan kebijakan suku bunga AS yang lebih lanjut.
Berdasarkan data Bloomberg, harga emas di pasar spot ditutup melemah -0,09% ke level US$2.301,75 per troy ounce pada penutupan perdagangan Jumat (3/5). Dalam sepekan, harga emas di pasar spot telah melemah sekitar -1,49%.
Baca Juga
Kemudian, harga emas Comex kontrak Juni 2024 juga melemah -0,04% ke level US$2.308,60 per troy ounce, dan telah melemah -1,64% dalam sepekan.
Harga emas telah tergelincir pada Jumat (3/5/2024) dengan para pedagang membukukan keuntungan ketika menilai arah kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) yakni Federal Reserve (The Fed).
Diketahui bahwa pengusaha di AS mengurangi jumlah pekerja pada April 2024 dan tingkat pengangguran meningkat secara tak terduga. Hal ini menunjukan adanya pendinginan di pasar tenaga kerja setelah awal tahun yang kuat.
Data tersebut kemudian menimbulkan kembali dugaan bahwa The Fed dapat mulai memangkas suku bunga pada tahun ini. Pedagang swap juga menggeser perkiraan taruhan untuk pemangkasan suku bunga pertama oleh Federal Reserve dari bulan Desember menjadi bulan September.
Pada tahun ini emas batangan juga tetap naik 12%, setelah mencapai rekor kenaikan yang membuat emas batangan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa pada April 2024.