Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ramalan Nasib Harga Emas Pekan Kedua Mei 2024, Ada Peluang Rekor?

Intip katalis yang akan mewarnai pergerakan harga emas pada pekan depan atau pekan kedua Mei 2024
Bongkahan emas seberat 12,5 kilogram yang berada di kilang logam mulia, Swiss. - Bloomberg/Stefan Wermuth
Bongkahan emas seberat 12,5 kilogram yang berada di kilang logam mulia, Swiss. - Bloomberg/Stefan Wermuth

Bisnis.com, JAKARTA — Harga emas global pada pekan depan periode 6 Mei 2024 hingga 10 Mei 2024 diprediksi terkonsolidasi usai rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS).

Mengutip data Bloomberg pada Jumat (3/5/2024), harga emas spot terkoreksi 0,09% atau 2,09 poin menjadi US$2.301,74 per troy ounce. Harga emas Comex kontrak Juni 2024 juga turun tipis 0,04% atau 1 poin menuju US$2.308,60 per troy ounce.

Data Non Farm Payroll AS menunjukkan penambahan tenaga kerja sebesar 175.000 lebih rendah dari proyeksi di trading Central sebesar 238.000, dan jauh di bawah angka sebelumnya sebesar 315.000. Di sisi lain, angka pengangguran mengalami kenaikan sebesar 3,9% naik lebih tinggi dari forecast 3,8%.

Analis Komoditas Lukman Leong mengatakan, sentimen utama adalah data ekonomi AS terutama yang menyangkut pertumbuhan harga atau inflasi karena ini akan memengaruhi kebijakan suku bunga Bank Sentral AS Federal Reserve atau The Fed. Selain itu, kondisi ketegangan geopolitik di Timur Tengah juga memengaruhi harga emas.

"Sentimen lainnya adalah perkembangan geopolitik di Timur Tengah. Harga emas cenderung berkonsolidasi setelah penurunan cukup besar oleh meredanya situasi di Timur Tengah," ujarnya kepada Bisnis, Minggu (5/5/2024).

Terkait suku bunga, Bank Sentral AS Federal Reserve memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di level 5,25%-5,5% pada FOMC 1 Mei 2024. Sementara itu, Bank Indonesia (BI) secara tak terduga mengerek suku bunga acuan ke level 6,25% pada Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI April 2024.

"Suku bunga BI sendiri tidak akan mempengaruhi harga emas, sedangkan prospek suku bunga The Fed memang masih menekan harga emas," jelasnya.

Menurut Lukman, pada perdagangan pekan depan, dengan absennya data ekonomi penting dari AS, maka harga emas diperkirakan akan cenderung berkonsolidasi. 

"Harga emas diperkirakan akan berkisar di rentang US$2.275-US$2.350 per troy ounce pada perdagangan pekan depan,” katanya.

Harga emas juga mendapatkan sentimen data bisnis di sektor jasa. Laporan ISM Non-Manufaktur di sektor Business didasarkan pada data yang dikumpulkan dari para eksekutif pembelian dan pasokan secara nasional. 

Adapun, harga emas naik merespons data tersebut karena aktual 49,4 lebih rendah dari estimasi 51,8.

Laporan tenaga kerja mendorong spekulasi penurunan suku bunga The Fed lebih cepat dari perkiraan. Menurut alat CME FedWatch, para pedagang melihat sekitar dua pertiga peluang penurunan suku bunga pada bulan September. 

"Sementara ini, kans 61% akan terjadi di September,” jelasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper