Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Merdeka Copper (MDKA) Catat Progres Proyek Emas Pani Capai 67%

Proyek emas Pani MDKA di Gorontalo capai 67% dan siap komisioning akhir 2025, dengan produksi perdana ditargetkan kuartal I/2026.
Aktivitas produksi di salah satu fasilitas PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA)/ Doc. MDKA
Aktivitas produksi di salah satu fasilitas PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA)/ Doc. MDKA
Ringkasan Berita
  • Proyek emas Pani oleh PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) di Gorontalo telah mencapai 67% penyelesaian dan ditargetkan memulai produksi pada kuartal I/2026.
  • Fasilitas pendukung seperti pelabuhan dan tangki penyimpanan bahan bakar telah selesai, dengan komisioning dijadwalkan pada akhir 2025.
  • Proyek ini dirancang untuk menghasilkan hingga 500.000 ounces emas per tahun menggunakan metode pengolahan heap leach dan carbon-in-leach (CIL).

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA — PT Merdeka Copper Gold Tbk. (MDKA) melaporkan progres pembangunan proyek emas Pani di Gorontalo kini memasuki tahap akhir menuju komisioning. Produksi perdana ditargetkan pada kuartal I/2026.

Berdasarkan laporan kegiatan kuartalan April-Juni 2025, penyelesaian proyek Pani telah mencapai 67% hingga akhir Juni 2025. Manajemen menyampaikan bahwa seluruh rekayasa detail dan proses pengadaan sudah selesai.

“Sementara itu, kontraktor di lokasi saat ini mulai melakukan pemasangan infrastruktur pengolahan dan kelistrikan,” ungkap manajemen MDKA dalam laporannya yang dikutip Selasa (12/8/2025). 

Selain itu, fasilitas pelabuhan untuk mendukung logistik juga sudah beroperasi. Adapun, pembangunan tangki penyimpanan bahan bakar juga telah rampung guna memastikan kesiapan suplai energi untuk tahap operasional. 

MDKA memastikan proses komisioning masih sesuai jadwal dan ditargetkan berlangsung pada akhir 2025. Setelah itu, perseroan akan memulai ramp-up produksi dengan target hasil emas perdana pada kuartal pertama 2026.

Melansir laman resmi perseroan, Pani merupakan salah satu proyek pengembangan emas terbesar di Indonesia dan dirancang untuk berkembang secara bertahap guna menjaga pertumbuhan produksi yang stabil. 

Tahap awal akan menggunakan metode pengolahan heap leach, sebelum beralih ke pengolahan carbon-in-leach (CIL). Pada puncak produksi, tambang ini diperkirakan mampu menghasilkan hingga 500.000 ounces emas per tahun.

Di samping itu, perseroan melaporkan produksi emas dari tambang Tujuh Bukit (TB Gold) mencapai 25.143 ons dengan cash cost US$1.320 per ons dan biaya berkelanjutan menyeluruh (all-in sustaining cost/AISC) US$1.972 per ons.

Manajemen mencatat rata-rata harga jual mencapai US$3.207 per ons, mencerminkan kenaikan margin kas 64% secara tahunan (year on year/YoY).

Di sektor tembaga, tambang Wetar memproduksi 1.854 ton dengan cash cost US$3,35 per pon dan AISC US$4,75 per pon. Produksi diproyeksikan naik pada semester II/2025 seiring implementasi strategi penumpukan baru.

Dari sisi nikel, PT Merdeka Battery Materials Tbk. (MBMA) mencatat lonjakan output tambang Sulawesi Cahaya Mineral (SCM), dengan produksi saprolit tumbuh sebesar 187% YoY dan limonit meningkat hingga 39%. Margin nikel pig iron (NPI) melebar berkat integrasi vertikal dan efisiensi biaya. 

________________

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro