Bisnis.com, JAKARTA – Emiten konstruksi BUMN, PT Waskita Karya (Persero) Tbk. (WSKT) meraih nilai kontrak baru sebesar Rp14,4 triliun sampai dengan November 2023.
Direktur Pengembangan Bisnis Waskita Karya Rudi Purnomo menyampaikan bahwa perolehan nilai tersebut masih berasal dari proyek-proyek milik pemerintah dengan kontribusi hingga 71%.
“Segmentasi pemberi kerja didominasi oleh pemerintah sebesar 71%, sedangkan untuk jenis proyek sebesar 61% adalah proyek-proyek konektivitas,” ujarnya dalam paparan publik yang digelar secara daring baru-baru ini.
Sejauh ini, proyek-proyek besar yang sudah dimenangkan oleh Waskita, di antaranya Proyek LRT Jakarta Fase 1B senilai Rp2,1 triliun, Presiden Nicolau Lobato International Airport, Timor Timur, sebesar Rp1,1 triliun, dan pembangunan Rumah Susun ASN 3 sebesar Rp1 triliun.
Secara keseluruhan, emiten BUMN Karya ini tercatat menggenggam 90 proyek berjalan dengan total nilai kontrak mencapai Rp52,7 triliun per November 2023.
Perinciannya, 41 proyek berjalan berada di Pulau Jawa dan Bali, kemudian disusul Sumatera sebanyak 28 proyek, Pulau Kalimantan terdapat 12 proyek, Nusa Tenggara mencapai 5 proyek, Kalimantan 3 proyek, dan Papua satu proyek.
Baca Juga
Waskita melaporkan kontribusi segmen pembangunan infrastruktur mencapai 60%, sumber daya air sebesar 17%, pembangunan gedung mencapai 13%, serta segmen engineering-procurement-construction (EPC) bersama anak usaha sebesar 10%.
Selain itu, perseroan juga tercatat menggarap 10 proyek dalam pembangunan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara dengan total nilai kontrak mencapai Rp10,2 triliun. Rudi mengatakan dari jumlah tersebut, Waskita Karya menggenggam nilai kontrak sebesar Rp6,7 triliun.
Rudi menambahkan ada sejumlah proyek prestius yang digarap WSKT di IKN Nusantara mulai dari pembangunan jalan tol hingga bangunan gedung. Semisal, pembangunan Gedung Sekretariat Negara dan Gedung Kementerian Koordinator.