Bisnis.com, JAKARTA — PT PP (Persero) Tbk. (PTPP) melaporkan progres pembangunan Bendungan Cibeet Paket II senilai Rp1,81 triliun telah melampaui target awal. Proyek strategis nasional (PSN) ini ditujukan untuk memperkuat ketahanan air, pangan, dan energi di kawasan Jawa Barat.
Corporate Secretary PTPP, Joko Raharjo, mengatakan proyek yang dikerjakan melalui kerja sama operasi dengan MARFRI dan DMT itu telah mencapai realisasi 12,62% hingga pertengahan Juli 2025. Angka ini jauh di atas target progres yang ditetapkan sebesar 4,50%.
“Teknologi dan inovasi yang kami terapkan mencerminkan komitmen PTPP dalam menghasilkan proyek berkualitas tinggi dan berdampak luas bagi masyarakat, serta berdampingan dengan proyek Asta Cita Pemerintah yaitu proyek-proyek ketahanan pangan, air, dan energi,” ujar Joko dalam keterangan tertulis, Kamis (24/7/2025).
Proyek Bendungan Cibeet Paket II ditargetkan rampung dalam 1.860 hari kalender, terhitung mulai 4 September 2023 hingga 6 Oktober 2028. Bendungan ini dibangun menggunakan teknologi Roller Compacted Concrete (RCC), menjadikannya bendungan RCC ketiga di Indonesia dan yang pertama diprakarsai oleh Kementerian PUPR.
Selain menunjang irigasi seluas 8.837 hektare dan meningkatkan indeks pertanaman dari 100% menjadi 300%, bendungan ini juga akan menyuplai air baku sebesar 3.770 liter/detik untuk wilayah Kabupaten Bogor, Karawang, Bekasi, serta kawasan industri di sekitarnya.
Adapun dari sisi pengendalian banjir, Bendungan Cibeet diharapkan mampu mereduksi debit banjir hingga 66% di hilir Sungai Citarum.
Baca Juga
Tak hanya itu, bendungan ini juga diarahkan menjadi sumber energi bersih melalui rencana pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Mikrohidro (0,25 MW) dan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (110 MW) yang memanfaatkan area genangan bendungan.
PTPP juga mengusung inovasi digital dalam pelaksanaan proyek ini melalui penggunaan Drone LiDAR untuk pemetaan topografi presisi tinggi, serta penerapan metode RCC yang memungkinkan efisiensi struktur dan percepatan konstruksi.
Sebagai pionir pembangunan infrastruktur strategis nasional, PTPP terus menegaskan komitmennya pada prinsip keberlanjutan dan penerapan teknologi mutakhir dalam setiap proyek yang dijalankan.
Pada pemberitaan Bisnis sebelumnya, PTPP mengumumkan telah mengantongi perolehan kontrak baru senilai Rp9,37 triliun pada semester I/2025.
Direktur Utama PTPP Novel Arsyad menjelaskan bahwa Perseroan membidik total kontrak baru pada tahun ini sebesar Rp28,5 triliun. Dengan demikian, realisasi perolehan kontrak sepanjang semester I/2025 tersebut mencapai 32,87% dari target yang dibidik sepanjang tahun Ini.
"Dan di 2025 Q2 [capaian kontrak baru] sebesar Rp9,37 triliun, dengan proyeksi di tahun 2025 sebesar Rp28,5 triliun," jelasnya dalam RDP berusaha Komisi VI DPR RI, Selasa (15/7/2025).
Lebih lanjut, Novel memproyeksikan Perseroan bakal membukukan pendapatan senilai Rp18,25 triliun sepanjang tahun ini. Sejalan dengan proyeksi tersebut, pihaknya juga memproyeksikan kinerja bottom line Perseroan dapat mencapai Rp157 miliar.
"Jika kita memproyeksikan laba bersih untuk 2025 sebesar Rp157 miliar, dengan pencapaian di Q1 sebesar Rp72 miliar," tambahnya.
Berdasarkan catatan Bisnis, sepanjang 2024, PTPP mengamankan kontrak baru sebesar Rp27,09 triliun. Nilai tersebut lebih rendah dari realisasi tahun sebelumnya yang meraih Rp31,67 triliun.
Manajemen menjelaskan bahwa belum tercapainya target kontrak baru pada 2024 dipengaruhi oleh relokasi anggaran APBN pada kuartal IV/2024 setelah pelantikan pemerintahan baru, serta mundurnya proses lelang dari berbagai proyek belanja modal (capital expenditure/capex) BUMN dan swasta ke tahun berikutnya.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.