Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

PP Presisi (PPRE) Kantongi Nilai Kontrak Baru Rp3,2 Triliun per Semester I/2025

PP Presisi (PPRE) raih kontrak baru Rp3,2 triliun di Semester I/2025, naik 60% yoy. Dominasi sektor pertambangan dan konstruksi, laba bersih naik 13,64%.
Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Pekerja menyelesaikan pembangunan gedung bertingkat di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA – PT PP Presisi Tbk. (PPRE) mengantongi nilai kontrak baru mencapai Rp3,2 triliun hingga akhir kuartal II/2025. Realisasi itu meningkat 60% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) yang senilai Rp2 triliun.

Rizki Dianugrah, Direktur Utama PT PP Presisi Tbk., mengatakan kontrak baru yang diperoleh perseroan didominasi segmen jasa pertambangan dan konstruksi dengan kontribusi 89,58%. Perolehan itu disebut menegaskan posisi strategis PPRE di sektor tersebut.

"Perseroan juga terus menjajaki peluang kemitraan strategis guna memperluas cakupan bisnis, khususnya di sektor pertambangan," kata Rizki dalam keterbukaan informasi, Senin (11/8/2025).

Seiring dengan kenaikan nilai kontrak baru, kinerja keuangan PPRE disebut makin kokoh. Berdasarkan laporan keuangan per 30 Juni 2025, PPRE mencatat pendapatan sebesar Rp1,6 triliun. Di dalam top line tersebut, segmen pertambangan dan konstruksi memberikan kontribusi terbesar 97,6%.

Adapun, pendapatan PPRE itu terkikis sebesar 10,36% yoy dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar Rp1,81 triliun.

Namun, perseroan dapat mengerek laba bersih tahun berjalan sebesar 13,64% yoy menjadi Rp75 miliar dari tahun sebelumnya Rp66 miliar.

Dari sisi profitabilitas, gross margin meningkat menjadi 19,50% pada kuartal II/2025, dibandingkan dengan 18,05% pada kuartal II/2024.

"Peningkatan margin ini menjadi indikator membaiknya kinerja operasional dan kontrol biaya yang semakin optimal," ujar Rizki.

Adapun, rasio leverage PPRE mengalami perbaikan yang tercermin lewat Debt to Equity Ratio (DER) menurun menjadi 1,12x, dibandingkan 1,17x pada periode sebelumnya.

Penurunan ini disebut menunjukkan keberhasilan PPRE dalam menjaga struktur permodalan yang sehat dan tetap berada dalam batas covenant yang ditetapkan oleh pihak perbankan.

Sementara itu, laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp4,62 miliar dari periode yang sama tahun lalu Rp1,06 miliar.

“Kami terus mendorong peningkatan pendapatan dan kontrak baru melalui strategi yang adaptif dan fokus pada efisiensi operasional. Di tengah dinamika industri yang terus berkembang, PPRE berkomitmen untuk menghadirkan solusi inovatif dan menciptakan nilai tambah berkelanjutan bagi para pemangku kepentingan. Kami optimistis terhadap prospek sektor pertambangan ke depan,” pungkas Rizki.

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Dwi Nicken Tari
Editor : Dwi Nicken Tari
Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro