Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diperkirakan mendapat sentimen positif dari derasnya aliran dana asing dan optimalnya kondisi perekonomian dalam negeri di perdagangan semester II/2022.
Berdasarkan data Bloomberg, Jumat (24/6/2022) IHSG ditutup di posisi 7.042,93 atau naik 0,62 persen. Sepanjang pekan ini, IHSG telah menguat sebesar 1,53 persen dari level 6.936,967 pada penutupan pekan sebelumnya.
Associate Director, Chief of Research PT Fokus Finansial Janson Nasrial mengatakan, IHSG masih berpotensi menguat hingga akhir tahun ini. Hal ini salah satunya ditopang oleh keyakinan investor terhadap pasar modal Indonesia yang tetap tinggi meski dibayangi sejumlah sentimen negatif seperti tren suku bunga global.
Ia menjelaskan, keyakinan investor terlihat dari derasnya aliran modal asing yang masuk sepanjang tahun 2022. Sejauh ini, Indonesia mencatatkan capital inflow tertinggi di Asia pasifik secara year to date, sebesar US$4.8 miliar.
“Artinya, persepsi investor asing melihat IHSG dan ekonomi indonesia sangat robust. Hanya pasar Thailand, Malaysia dan Indonesia di ASEAN yang mengalami capital inflow dari asing karena ketiga ekonomi tersebut ditopang oleh kekuatan komoditas,” jelasnya saat dihubungi, Jumat (24/6/2022).
Janson melanjutkan, tren pemulihan ekonomi di Indonesia akan menjadi salah satu katalis positif yang mendukung reli IHSG hingga akhir tahun nanti. Seiring dengan hal tersebut, ia memproyeksikan IHSG akan bergerak ke posisi 7.300 – 7.400 pada akhir tahun.
Baca Juga
Secara terpisah, Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheril Tanuwijaya mengatakan, pergerakan IHSG pada paruh kedua tahun 2022 masih akan dipengaruhi oleh normalisasi kebijakan moneter The Fed. Selain itu, respon kebijakan moneter Bank Indonesia terhadap langkah The Fed juga akan dicermati para pelaku pasar.
Sentimen lain dari global yang akan mempengaruhi IHSG adalah potensi resesi global akibat lonjakan inflasi yang dibarengi dengan melambatnya pertumbuhan ekonomi. Hal tersebut berpeluang menekan reli IHSG hingga akhir tahun ini.
“Menurut kami IHSG masih berpotensi koreksi dalam jangka pendek menengah, dengan range 6.600 – 7.400 sampai akhir tahun,” jelasnya.
Adapun, untuk rekomendasi saham, Janson mengatakan investor dapat mencermati saham di sektor komoditas yang merupakan penopang utama ekonomi Indonesia. Selain itu, saham – saham defensif seperti perbankan juga dapat dipantau.
Beberapa saham pilihan yang masih dapat dicermati menurut Janson adalah ADRO, UNTR, LSIP, INCO, BBRI, BBNI, dan ASII
Sementara itu, Cheril juga merekomendasikan investor untuk mencermati sektor komoditas dan energi hingga akhir tahun. Selain itu, saham di segmen konsumer primer dan finansial juga dapat menjadi opsi yang menarik.