Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Menuju 7.500 Pada Semester II? Sektor Saham Ini Patut Dicermati

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih mampu menguat pada semester II/2022. Beberapa sektor saham, seperti properti dan konstruksi, dapat menjadi pilihan investor.
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Pengunjung memotret papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Senin (14/9/2020). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi masih mampu menguat pada semester II/2022. Beberapa sektor saham, seperti properti dan konstruksi, dapat menjadi pilihan investor.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera Andhika Cipta Labora menjelaskan, pergerakan IHSG pada semester II/2022 salah satunya akan dipengaruhi oleh laju inflasi di Eropa dan AS. Ia memaparkan, inflasi tinggi di kawasan tersebut berpeluang menekan indeks global, yang nantinya akan turut berdampak pada IHSG.

Selain itu, kondisi pasar Indonesia juga akan dipengaruhi oleh langkah The Fed yang menaikkan suku bunga secara agresif. Ia memprediksi, langkah ini kemungkinan akan diikuti Bank Indonesia dalam beberapa waktu ke depan.

“Kenaikan kasus covid di Indonesia belakangan ini juga bisa menjadi sentimen negatif jangka pendek untuk IHSG,” jelasnya saat dihubungi, Jumat (24/6/2022).

Di sisi lain, kondisi perekonomian Indonesia yang optimal di tengah tekanan pasar global dapat menjadi sentimen positif untuk mengerek naik IHSG pada sisa tahun ini.

Ia memperkirakan, pergerakan IHSG di awal semester II kemungkinan akan terkoreksi ke level 6.500 – 6.600. Setelah itu, IHSG akan kembali menguat ke kisaran 7.400 – 7.500 hingga akhir tahun.

“Setelah koreksi, IHSG berpeluang menguat pada kuartal IV/2022 mendatang,” Imbuhnya.

Adapun, salah satu rekomendasi saham yang dapat dicermati investor pada paruh kedua tahun 2022 adalah sektor properti. Menurutnya, segmen ini menjadi menarik karena ditahannya suku bunga acuan BI berdampak pada rendahnya bunga KPR, sehingga membuat penjualan properti bisa naik.

Sektor lain yang patut dicermati menurut Andhika adalah konstruksi. Sama seperti properti, ia mengatakan sektor konstruksi akan turut menikmati katalis positif dari suku bunga BI yang saat ini masih ditahan.

“Hal ini akan menjadi sentimen positif untuk konstruksi, karena bunga utang tidak naik, sehingga berpeluang meningkatkan laba bersih perusahaan,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper