Bisnis.com, JAKARTA - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) tetap merekomendasikan reksa dana dengan underlying asset surat utang atau reksa dana pendapatan tetap untuk dikoleksi investor pada 2022.
Director & CIO Fixed Income MAMI Ezra Nazula mengatakan performa reksa dana pendapatan tetap masih akan stabil dan bisa menjadi peluang diversifikasi. Dia memperkirakan yield Surat Utang Negara (SUN) bertenor 10 tahun akan berada pada kisaran 6 persen - 6,25 persen pada 2022.
“Memang saat ini yield bergerak di kisaran itu. Dengan kondisi inflasi masih terjaga dan walaupun Bank Indonesia berpotensi menaikkan suku bunga sebanyak 1-2 kali bukan berarti yield akan mengikuti [naik],” kata Ezra, Selasa (7/12/2021).
Selanjutnya, nilai tukar rupiah yang juga masih stabil di bawah Rp15.000 dan potensi investor asing kembali ke pasar obligasi Indonesia turut menjadi penopang pada tahun depan.
Lebih lanjut, Ezra menjelaskan bahwa tantangan pasar obligasi pada tahun depan tetap berasal dari pengetatan atau tapering dari Bank Sentral AS Federal Reserve walaupun respons pasar saat ini lebih baik dibandingkan pada 2013.
Hal itu mengingat komunikasi The Fed yang lebih jelas dan penyampaian pesan dilakukan sejak jauh hari. Hal ini berbeda ketika tapering yang menyebabkan tantrum pada 2013 ketika pasar tidak diberi cukup waktu untuk merespons kebijakan pengetatan yang dilakukan The Fed.
Baca Juga
Lagipula, lanjut Ezra, kondisi kepemilikan investor asing dalam SUN juga mengurangi risiko Indonesia terpapar tekanan dari tapering pada tahun depan. Belum lagi, kondisi fundamental dalam negeri juga lebih baik dibandingkan masa tapering sebelumnya.
Dengan antisipasi yield obligasi AS atau US Treasury masih berada di sekitar 2 persen, target yield SUN tenor 10 tahun di kisaran 6 persen-6,25 persen disebut masih sangat fair.
Dalam pengelolaan reksa dana berbasis obligasi, Ezra mengatakan pihaknya menerapkan alokasi aset strategis dengan mengelola durasi, menyeleksi jenis obligasi, dan memaksimalkan potensi imbal hasil pada porsi kas portofolio.
“Kami pilih tenor mana yang underweight atau overweight. Misalnya ada perbedaan lebar di yield tenor 5 tahun maka akan kami pindahkan ke tenor 10 tahun. Semua dikelola secara aktif [actively managed],” jelas Ezra.
Selain mengumpulkan obligasi negara, MAMI juga menilai prospek obligasi korporasi akan moncer pada tahun depan. Ezra mengatakan fundamental emiten bakal kembali kuat pada tahun depan untuk melaksanakan ekspansi.
Dengan kondisi yield yang masih rendah, Manulife Aset Manajemen Indonesia juga akan memaksimalkan potensi imbal hasil di obligasi korporasi dan pasar uang.