Bisnis.com, JAKARTA - PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memperkirakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dapat menyentuh level 7.600 pada 2022.
Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (7/12/2021), IHSG menguat 0,80 persen menjadi 6.599 pada pukul 14.15 WIB. Sejak awal tahun, IHSG menguat 10,42 persen.
Dengan posisi IHSG saat ini, artinya indeks diperkirakan melesat 15,16 persen dalam periode setahun ke depan.
Senior Portfolio Manager Equity MAMI Samuel Kesuma menjelaskan penguatan IHSG masih akan berlanjut pada tahun depan terutama apabila penanganan pandemi terus berjalan dengan baik.
“IHSG akan mengejar gap dengan bursa-bursa saham lain [yang sudah menguat duluan] apabila penanganan pandemi dipertahankan baik seperti sekarang,” kata Samuel dalam acara Market Outlook bersama MAMI, Selasa (7/12/2021).
Dia menunjukkan kenaikan IHSG juga tak lepas dari aliran modal asing (foreign capital inflow) yang deras masuk ke pasar saham sejak Oktober 2021. Adapun, aksi beli bersih atau net buy dari investor asing terjadi melihat penambahan kasus positif Covid-19 yang rendah di Indonesia dibandingkan negara-negara lain di Asia Tenggara.
Baca Juga
Selain sentimen pandemi, laporan keuangan emiten di Indonesia yang cukup baik ada tahun ini juga mengonfirmasi pemulihan ekonomi sudah terjadi. Berdasarkan konsensus, pertumbuhan profitabilitas perusahaan tercatat bakal tumbuh 30 persen tahun ini sebelum ternormalisasi menjadi 12 persen pada 2022.
Namun demikian, pertumbuhan earnings itu jauh lebih baik dibandingkan posisi terendah pada 2020 yang sebesar -24 persen. Adapun, profitabilitas emiten terpukul pada 2020 karena pandemi yang baru melanda dunia membawa ketidakpastian tinggi.
Selanjutnya, prospek perusahaan teknologi yang akan masuk ke pasar saham lewat penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO) juga dipastikan menambah semarak pasar saham pada tahun depan.
Adapun, beberapa IPO perusahaan unicorn telah membuat kontribusi sektor teknologi ke IHSG meningkat hingga 8 persen tahun ini, begitu pula saham-saham dari sektor ekonomi hijau. Sedangkan porsi dari emiten sektor konvensional di IHSG turun menjadi 60 persen pada 2021 dari 70 persen pada 2020.
“Ini bagus karena radar investor di seluruh dunia sedang mengarah ke jangka panjang, yaitu di penetrasi digital dan saham-saham berbasis ESG,” kata Samuel.
Untuk memaksimalkan imbal hasil produk reksa dana berbasis saham, Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) mengungkapkan strategi penyusunan portofolio dengan alokasi strategis dan alokasi taktikal.
Untuk alokasi strategis, manajer investasi dengan total dana kelolaan Rp112,1 triliun ini akan mengumpulkan saham-saham dari sektor teknologi (e-economy), saham berbasis ESG (green economy), dan saham telekomunikasi.
Sedangkan untuk alokasi taktikal, MAMI cenderung mengoleksi saham-saham finansial karena perbankan bakal diuntungkan oleh pemulihan ekonomi yang dapat kembali mengangkat kredit.
Selanjutnya saham otomotif dan properti juga diminati MAMI karena kedua sektor ini akan kembali bergairah ketika ekonomi terus dibuka menuju normal.