Bisnis.com, JAKARTA – Produk reksa dana saham besutan PT Trimegah Asset Management Asset Management mampu memberikan return lebih tinggi dibandingkan indeks LQ45 secara year-to-date. Perseroan menyebut eksposur terhadap saham perbankan menjadi penopang.
Direktur Utama Trimegah Asset Management Antony Dirga menjelaskan produk unggulan reksa dana saham yang dimiliki perseroan yaitu Trim Kapital Plus mencetak kinerja naik 6,03% ytd dan Trimegah Equity Focus 2 naik 9,32% ytd per 20 Agustus.
"Keduanya jauh unggul dari LQ45 yang masih flat di 0,04% ytd," kata Antony kepada Bisnis, Kamis (21/8/2025).
Antony menjelaskan kinerja yang solid tersebut didorong oleh alokasi portofolio yang cenderung rendah pada saham-saham perbankan, ketika sektor ini menunjukkan performa yang kurang bagus pada paruh pertama 2025.
"Portofolio kami juga tertolong dengan memfokuskan pada saham-saham yang memiliki story atau katalis yang spesifik," ujarnya.
Antony menjabarkan strategi Trimegah AM dalam pemilihan saham adalah fokus pada valuasi, historis pertumbuhan, serta katalis yang spesifik.
Meskipun perusahaan selalu mengedukasi agar investasi reksa dana saham lebih baik dilakukan untuk jangka panjang, Trimegah AM tetap menjaga likuiditas portfolio untuk memastikan nasabah dapat mencairkan dana jika dibutuhkan sewaktu-waktu.
"Saat ini, saham-saham perbankan sudah mulai menarik secara valuasi, tapi memang butuh katalis supaya sektor ini bisa kembali berkinerja baik," pungkasnya.
Hingga 31 Juli 2025, NAB untuk produk TRIM Kapital Plus tercatat sebesar Rp4,44 triliun. Berdasarkan fact fund, portofolio reksa dana saham tersebut didominasi oleh saham BBCA dengan porsi 9,48%, deposit Allo Bank Indonesia 8,99%, BBRI 8,58%, BMRI 7,74%, MDKA 6,43%, BBNI 4,6%, TLKM 3,42%, deposito BPD Sumsel Babel Syariah 3,0%, ERAA 2,66%, deposito Bank Victoria 2,40%.
Adapun, hingga akhir Juli 2025, nilai asset under management (AUM) yang dikelola perusahaan mencapai sekitar Rp45 triliun. Dari jumlah tersebut, porsi NAB reksa dana saham mencakup 10% dari total AUM.
Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.