Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ringkasan Perdagangan 6 Mei: IHSG Kembali Lesu, Rupiah Mampu Menguat

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada perdagangan hari ini, namun rupiah masih mampu bertahan dengan penguatan dan kembali ke level Rp14.900.
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan
Pengunjung menggunakan smarphone didekat papan elektronik yang menampilkan perdagangan harga saham di Jakarta, Rabu (22/4/2020). Bisnis/Dedi Gunawan

Bisnis.com, JAKARTA – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah pada perdagangan hari ini, namun rupiah masih mampu bertahan dengan penguatan dan kembali ke level Rp14.900.

Sementara itu, mayoritas bursa saham Asia serta harga emas menguat karena investor mencermati alangkah negara-negara melonggarkan lockdown.

Berikut adalah ringkasan perdagangan di pasar saham, mata uang, dan komoditas yang dirangkum Bisnis.com, Rabu (6/5/2020):

 

Enam Sektor Melemah, IHSG Bertengger di Zona Merah

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup di zona merah pada akhir perdagangan hari ini, Rabu (6/5/2020).

Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup melemah 0,46 persen atau 21,34 poin ke level 4.608,79 dari level penutupan perdagangan sebelumnya.

Sebelum tergelincir, indeks sempat melanjutkan penguatannya dengan dibuka naik tipis 0,08 persen atau 3,53 poin ke level 4.633,66 pada Rabu (6/5). Sepanjang perdagangan hari ini, indeks bergerak fluktuatif dalam kisaran 4.597,75 – 4.647,52.

Sebanyak 6 dari 10 sektor dalam IHSG menetap di zona merah, didorong oleh sektor industri dasar dengan pelemahan 2,87 persen dan infrastruktur yang melemah 1,37 persen.

 

Penguatan Rupiah Diprediksi Berlanjut Setelah Kembali ke Rp14.000-an

Rupiah menguat ke zona hijau pada perdagangan hari ini Rabu (6/5/2020), melanjutkan tren penguatan yang terjadi sejak kemarin,

Berdasarkan data Bloomberg, mata uang garuda terapresiasi 0,56 persen ke level Rp14.995 per dolar AS. Sejumlah faktor internal dan eksternal menjadi pendorong pergerakan rupiah hari ini.

Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,13 poin atau 0,13 persen ke level 99,839 pada pukul 14.54 WIB.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa dari sisi eksternal setidaknya ada empat sentimen utama yang memengaruhi pergerakan rupiah.

 

Ditopang Optimisme Pelonggaran Lockdown, Mayoritas Bursa Asia Menguat

Bursa saham Asia bergerak mayoritas menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (6/5/2020) saat investor mencermati optimisme pelonggaran lockdown oleh banyak negara.

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang terpantau menguat 0,98 persen atau 4,76 poin ke level 492,46 pada pukul 13.54 WIB.

Sementara itu, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China menguat 0,67 persen dan 0,64 persen pascalibur panjang sejak akhir pekan lalu. Indeks Hang Seng terpantau menguat 1,38 persen. Sebaliknya, indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,42 persen.

Kekhawatiran perang perdagangan baru meningkat bersamaan dengan komentar pemerintahan Trump yang menyalahkan China atas pandemi global.

Secara keseluruhan, pasar berjuang untuk menentukan arahnya setelah ekuitas global mampu rebound bulan lalu dan menguat lebih dari 25 persen di atas posisi terendah pada Maret.

 

Dua Sisi Pelonggaran Lockdown Tekan Harga Emas ke Zona Merah

Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 17.29 WIB, harga emas spot terkoreksi 0,21 persen ke level US$1.705,4 per troy ounce. Sepanjang hari ini, emas diperdagangkan pada level US$1.705,2—US$1.716,6 per troy ounce.

Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa sentimen pergerakan pasar pada hari ini, cukup variatif dari yang positif hingga negatif.

Senimen pelonggaran lockdown di sejumlah negara menjadi salah satu faktor utama pergerakan harga emas sejak beberapa hari terakhir. Namun, dia mengatakan bahwa hal ini juga menghadirkan kekhawatiran bagi pasar.

“Sentimen pasar memang rada beragam, antara sentimen positif dan negatif, dari pagi hingga sore ini. Pelonggaran lockdown yang menjadi sentimen positif selama beberapa hari belakangan ini, tetapi juga menyimpan kekhawatiran gelombang kedua wabah corona,” jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu (6/5/2020).

 

Bursa India Rebound, Kontraksi PMI Jasa Dorong Pertaruhan Stimulus

Bursa saham India berhasil rebound dari level terendahnya dalam dua pekan, setelah data menunjukkan rekor kontraksi dalam industri jasa nasional sehingga menggarisbawahi perlunya stimulus lebih lanjut dari pemerintah.

Berdasarkan data Bloomberg, Rabu (6/5/2020), indeks S&P BSE Sensex ditutup menguat 0,7 persen pada perdagangan Rabu (6/5/2020) di Mumbai, bersama dengan indeks NSE Nifty 50.

Kedua indeks saham acuan di Negeri Hindustan tersebut telah tersungkur lebih dari 6,5 persen selama dua sesi perdagangan terakhir karena terbebani perpanjang lockdown.

Pada Sabtu (2/5/202), Perdana Menteri Narendra Modi memperpanjang perintah untuk tinggal di rumah (stay at home) selama dua pekan mulai dari 4 Mei, meskipun juga melonggarkan beberapa pembatasan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper