Bisnis.com, JAKARTA - JP Morgan dan Goldman Sachs dilaporkan sempat kaget karena harga emas bisa melambung lebih tinggi dari prediksi mereka.
Dilansir dari Forbes, harga emas telah naik 30% dalam setahun melampaui ambang batas $3.000 untuk pertama kalinya pada bulan Maret lalu.
Ini menjadi tonggak sejarah terbaru untuk logam tersebut setelah melewati $2.000 selama pandemi COVID-19 pada tahun 2020 dan $1.000 selama krisis keuangan pada tahun 2008.
Ahli strategi komoditas Goldman Sachs Lina Thompson menulis dalam catatan bulan Februari bahwa emas akan mendapatkan "dorongan yang berpotensi terus-menerus dari ketidakpastian kebijakan AS yang tinggi".
Apalagi saat itu, Trump dan Federal Reserve berselisih mengenai suku bunga dan ketika Trump menerapkan tarifnya.
Bukan Hanya Goldman Sachs
Bukan hanya Goldman Sachs yang kaget dengan meledaknya harga emas. Wall Street dilaporkan juga tidak menduga nilai emas akan melonjak begitu tinggi tahun ini.
Baca Juga
Kemudian analis di JP Morgan Chase juga sempat memperkirakan target hanya berada di harga $2.950 untuk akhir tahun pada bulan Februari.
Angka ini lebih rendah dari proyeksi akhir tahun sebesar $3.000 oleh Citigroup dan Goldman Sachs yang mengisyaratkan target harga $3.000 pada pertengahan tahun 2026.