Bisnis.com, JAKARTA – Harga emas terkoreksi pada perdagangan hari ini mengalami koreksi seiring berkembangnya berbagai sentimen di kancah internasional.
Berdasarkan data Bloomberg, hingga pukul 17.29 WIB, harga emas spot terkoreksi 0,21 persen ke level US$1.705,4 per troy ounce. Sepanjang hari ini, emas diperdagangkan pada level US$1.705,2—US$1.716,6 per troy ounce.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa sentimen pergerakan pasar pada hari ini, cukup variatif dari yang positif hingga negatif.
Senimen pelonggaran lockdown di sejumlah negara menjadi salah satu faktor utama pergerakan harga emas sejak beberapa hari terakhir. Namun, dia mengatakan bahwa hal ini juga menghadirkan kekhawatiran bagi pasar.
“Sentimen pasar memang rada beragam, antara sentimen positif dan negatif, dari pagi hingga sore ini. Pelonggaran lockdown yang menjadi sentimen positif selama beberapa hari belakangan ini, tetapi juga menyimpan kekhawatiran gelombang kedua wabah corona,” jelasnya kepada Bisnis.com, Rabu (6/5/2020).
Dia mengatakan bahwa di luar faktor itu, harga emas spot juga akan mengikuti perkembangan hubungan Amerika Serikat dan China. Kedua negara adidaya ini tengah bersitegang akibat provokasi mengenai penyebaran virus corona.
Baca Juga
“Pasar juga mewaspadai potensi perang dagang AS—China yang baru karena provokasi AS terhadap China mengenai sumber virus,” jelasnya.
Ariston menjelaskan sentimen yang sama juga menjadi fakto penyebab pelemahan nilai tukar Dolar AS terhadap sejumlah mata uang lain, termasuk rupiah. Mata uang Garuda terapresiasi 0,56 persen ke level Rp14.995 per dolar AS pada perdagangan hari ini.
Dia berpendapat sentimen-sentimen itu akan tetap bertahan sebagai faktor penggerak emas dan rupiah dalam beberapa hari ke depan. Dia memperkirakan emas akan bergerak di kisaran US$1.680—US$1.720 per troy ounce, sedangkan rupiah akan bergerak pada rentang Rp14.900—Rp15.150 per dolar AS.