Bisnis.com, JAKARTA – Rupiah menguat ke zona hijau pada perdagangan hari ini Rabu (6/5/2020), melanjutkan tren penguatan yang terjadi sejak kemarin,
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang garuda terapresiasi 0,56 persen ke level Rp14.995 per dolar AS. Sejumlah faktor internal dan eksternal menjadi pendorong pergerakan rupiah hari ini.
Sementara itu, indeks dolar AS terpantau menguat 0,13 poin atau 0,13 persen ke level 99,839 pada pukul 14.54 WIB.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa dari sisi eksternal setidaknya ada empat sentimen utama yang memengaruhi pergerakan rupiah.
Pertama, ekspektasi pelaku pasar terhadap roda ekonomi yang mulai menguat kembali. Hal ini muncul seiring dengan keputusan beberapa negara yang mulai melonggarkan kebijakan social distancing, seperti di Spanyol, Amerika Serikat, dan India
Ekspektasi ini juga muncul sejalan dengan melandainya data penambahan pasien baru virus corona di dunia.
Baca Juga
“Perlahan tetapi pasti, virus corona mulai 'jinak'. Sesuatu yang membuka ruang untuk membuka kembali keran aktivitas masyarakat sekaligus membuat roda ekonomi yang sempat seret kembali berputar,” katanya melalui siaran pers, Rabu (6/5/2020).
Dia mengatakan membaiknya ekspektasi pemulihan ekonomi dunia juga tercermin dari harga minyak. Kemarin, harga minyak jenis brent melonjak 13,9 persen, sementara WTI melesat 20,5 persen.
Menurutnya, melonjaknya harganya minyak dipicu oleh keyakinan investor bahwa permintaan akan pulih ketika ekonomi mulai berjalan normal kembali. Hal ini sejalan dengan sentimen sebelumnya terkait harapan adanya dampak positif dari rencana pelonggaran pembatasan sosial di sejumlah negara.
“Saat mesin-mesin pertumbuhan ekonomi bergerak, tentu membutuhkan bahan bakar yaitu minyak. Perkiraan akan pulihnya permintaan minyak membuat harga bergerak ke menguat,” katanya.
Selain itu, keputusan pegadilan tinggi Jerman yang memutuskanbahwa Bank Sentral Eropa membenarkan pembelian di bawah program pembelian obligasi.
Bank Sentral Eropa memiliki waktu 3 bulan untuk membenarkan pembelian, atau berisiko kehilangan Bundesbank sebagai peserta dalam program untuk melawan dampak ekonomi dari virus Covid-19.
Di sisi lain, pertemuan Bank of England esok hari juga menjadi penentu pergerakan rupiah hari ini. Pertemuan bank sentral inggris itu akan membahas stimulus untuk mengahadapi dampak virus corona.
“Pasar valuta asing akan mewaspadai proyeksi makroekonomi yang diperbarui dan komentar mengenai kemungkinan peningkatan lebih lanjut dalam program quantity easing, terutama karena data ekonomi yang masuk terlihat sangat lemah,” jelasnya.
Dari sisi internal, data perlambatan pertumbuhan ekonomi yang dipicu oleh rendahnya konsumsi rumah tangga karena adanya pemberlakuan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) turut mewarnai pergerakan rupiah hari ini.
Menurutnya, pelaku pasar menaruh harapan besar terhadap kebijakan pemerintah, agar dapat melonggarkan melonggarkan PSBB pada awal Juni. Hal ini diharapkan membuat aktivitas publik dapat berjalan kembali setelah sempat 'dikunci'.
Setelah menguat pada perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan tren yang sama akan berlanjut pada Jumat (8/5/2020). Menurutnya, rupiah berpotensi menguat ke rentang Rp14.950—Rp15.150 per dolar AS.