Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Ditopang Optimisme Pelonggaran Lockdown, Mayoritas Bursa Asia Menguat

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang terpantau menguat 0,98 persen atau 4,76 poin ke level 492,46 pada pukul 13.54 WIB.
Bursa Asia/ Bloomberg.
Bursa Asia/ Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA – Bursa saham Asia bergerak mayoritas menguat pada perdagangan hari ini, Rabu (6/5/2020) saat investor mencermati optimisme pelonggaran lockdown oleh banyak negara.

Indeks MSCI Asia Pacific di luar Jepang terpantau menguat 0,98 persen atau 4,76 poin ke level 492,46 pada pukul 13.54 WIB.

Sementara itu, indeks Shanghai Composite dan CSI 300 China menguat 0,67 persen dan 0,64 persen pascalibur panjang sejak akhir pekan lalu. Indeks Hang Seng terpantau menguat 1,38 persen. Sebaliknya, indeks S&P/ASX 200 Australia melemah 0,42 persen.

Penetapan nilai tukar yuan China pada hari Rabu sedikit lebih tinggi dari yang diperkirakan, setelah penurunan dalam yuan offshore selama liburan akhir  pekan di tengah meningkatnya ketegangan dengan AS.

Kekhawatiran perang perdagangan baru meningkat bersamaan dengan komentar pemerintahan Trump yang menyalahkan China atas pandemi global.

Secara keseluruhan, pasar berjuang untuk menentukan arahnya setelah ekuitas global mampu rebound bulan lalu dan menguat lebih dari 25 persen di atas posisi terendah pada Maret.

Investor saat ini tengah mengamati upaya sejumlah negara yang mencoba menghidupkan kembali perekonomian dengan melonggarkan pembatasan yang diberlakukan untuk memerangi wabah tersebut.

Investor juga menimbang optimisme tersebut terhadap komentar peringatan dari pejabat Federal Reserve. Wakil Gubernur Federal Reserve Richard Clarida memperingatkan ekonomi akan membutuhkan lebih banyak dukungan pemerintah.

“Ini benar-benar tergantung pada apa yang terjadi sehubungan dengan laju infeksi [virus corona] dan apakah ada yang disebut gelombang kedua,” ujar Andrew Wilson, chairman of global fixed income di Goldman Sachs Asset Management, seperti dilansir melalui Bloomberg.

“Jadi saat lockdown dilonggarkan, masih ada risiko yang tentu saja mendorong untuk memperketat kontrol. Itu sebabnya pemerintah negara-negara di seluruh dunia akan relatif berhati-hati tentang bagaimana mereka mengendurkan lockdown,” terangnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper