Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Menguat ke Level Rp16.197, Indeks Dolar AS Keok

Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (3/1/2025) dengan menyentuh level Rp16.197 per dolar AS.
Karyawan memperlihatkan Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (21/10/2024)./ JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan memperlihatkan Rupiah dan dolar AS di salah satu tempat penukaran uang asing di Jakarta, Senin (21/10/2024)./ JIBI/Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup menguat pada perdagangan akhir pekan ini, Jumat (3/1/2025) dengan menyentuh level Rp16.197 per dolar AS. Rupiah ditutup menguat di saat dolar AS bergerak melemah sore ini.

Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup menguat 1 poin atau 0,01% sehingga parkir di posisi Rp16.197 per dolar AS. Indeks dolar AS terpantau melemah 0,27% atau 0,29 poin ke level 109,10.

Sementara itu, mata uang lain di kawasan Asia terpantau ditutup bervariasi di hadapan dolar AS. Mata uang yen Jepang ditutup menguat 0,13%, won Korea Selatan menguat 0,24%, dolar Hong Kong melemah 0,01%, dolar Taiwan melemah 0,21%, dan dolar Singapura melemah 0,02% sore ini.

Lalu yuan China melemah 0,14%, peso Filipina turun 0,51% sore ini, ringgit Malaysia melemah 0,45%, dan baht Thailand melemah 0,14% terhadap dolar AS.

Melansir Reuters, mata uang dolar disebut tengah berada dalam kinerja mingguan terbaiknya, didukung oleh ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed yang lebih sedikit di tahun ini. Penguatan dolar tersebut juga didukung oleh pandangan jika ekonomi AS akan mengungguli peers-nya secara global.

Reuters mencatat Greenback memulai tahun 2025 dengan kuat, mencapai level tertinggi dalam lebih dari dua tahun di angka 109,54.

Kenaikan tajam dolar ini didukung oleh sikap Fed yang lebih hawkish terhadap ketahanan ekonomi AS. 

"Sepertinya kekuatan dolar akan bertahan untuk saat ini di awal tahun 2025, mengingat narasi keunggulan AS masih berlaku, ditambah dengan imbal hasil AS yang tetap tinggi," kata Chief Investment Strategist Saxo, Charu Chanana.

Hal tersebut ditambah dengan ketidakpastian dari kebijakan pemerintahan Trump yang akan datang, yang membuat aspek keamanan dolar juga menjadi daya tarik.

Menjelang pelantikan Presiden terpilih AS Donald Trump pada 20 Januari, pasar menyikapi kembalinya Trump ke kursi kepresidenan dengan hati-hati karena ketidakpastian mengenai rencana tarif impor yang tinggi, pemotongan pajak, dan pembatasan imigrasi.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper