Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah emiten mengambil opsi rights issue untuk menambah modal kerja di sepanjang tahun ini. Hingga 20 Desember 2024, Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat ada 15 perusahaan rampung menggelar penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) dengan total dana perolehan mencapai Rp34,42 triliun.
Sebagian besar rights issue tahun ini dieksekusi oleh emiten yang berasal dari sektor perbankan, tambang nikel, kontruksi, jalan tol hingga telekomunikasi.
Manuver rights issue sebagian besar dilakukan untuk penambahan modal, kepentingan menjaga likuiditas, melunasi utang hingga ekspansi bisnis.
Januari 2024 : Target Jumbo MAYA hingga WIKA
PT Bank Mayapada Internasional Tbk. (MAYA) rampung menggelar rights issue awal tahun, dengan dana yang dihimpun sebanyak-banyaknya sebesar Rp4,01 triliun.
Berdasarkan keterbukaan informasi, Bank Mayapada mencatatkan penambahan saham 78,54 juta lembar dalam rights issue. Alhasil, jumlah saham setelah pencatatan saham hasil pelaksanaan rights issue menjadi 18,19 miliar.
Selain itu, emiten pengelola restoran dan bar Lucy in the Sky (LUCY) turut menggelar rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 584,77 juta saham baru dengan nilai nominal Rp10.
Baca Juga
Harga pelaksanan rights issue LUCY ini ditetapkan sebesar Rp150 per lembar saham, sehingga meraup dana sekitar Rp87,71 miliar.
Sementara itu, PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA) mendapat Penyertaan Modal Negara atau PMN sebesar Rp6 triliun lewat skema rights issue awal tahun ini.
Pemegang saham WIKA menyetujui penempatan modal dan disetor perseroan dengan memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu dengan menerbitkan saham baru dalam jumlah sebanyak-banyaknya 92.238.374.992 saham seri B dengan nilai nominal Rp100 per saham melalui Penawaran Umum Terbatas (PUT).
Februari 2024 : Manuver Bank BTPN hingga IBK Indonesia
PT Bank BTPN Tbk. (BTPN) mendapat persetujuan rights issue sebanyak 3,09 miliar lembar saham biasa atas nama dengan nilai nominal Rp20 per saham.
Dana yang dihimpun akan digunakan untuk mengakuisisi PT Oto Multiartha (OTO) dan PT Summit Oto Finance (SOF) dari PT Summit Auto Group yang merupakan anak perusahaan dari Grup SC serta Surat Sumitomo Mitsui Banking Corporation (SMBC).
Aksi rights issue lainnya disusul PT Bank IBK Indonesia Tbk. (AGRS) dengan menerbitkan saham sebanyak-banyaknya 11,7 miliar lembar dengan nilai nominal Rp100 per saham.