Bisnis.com, JAKARTA— PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. (KRYA) menargetkan ECGO dapat melakukan penjualan 1 unit motor listrik dalam 5 tahun ke depan.
PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk. (KRYA) mengumumkan pada Jumat (8/8/2025), perseroan telah menyelesaikan penambahan modal pada PT Green City Traffic (merek ECGO) dan resmi memperoleh 51% kepemilikan saham pengendali.
Pendiri sekaligus CEO ECGO yang juga akan menjabat sebagai Presiden Direktur KRYA William Teng memaparkan strategi bisnis dan rencana pengembangan perusahaan ke depan.
Menurutnya, ECGO telah membangun fondasi di pasar motor listrik Indonesia selama 7 tahun terakhir, dengan ekosistem terintegrasi yang mencakup desain dan produksi kendaraan, riset dan penyewaan baterai, jaringan stasiun penukaran baterai, hingga platform manajemen digital.
“Dalam 5 tahun ke depan, ECGO menargetkan penjualan kumulatif minimal 1 juta unit motor listrik,” paparnya dalam keterangan resmi, Minggu (10/8/2025).
ECGO dilengkapi platform manajemen kendaraan dan pengendalian risiko daring yang canggih. Platform ini memungkinkan dealer di seluruh Indonesia melakukan penilaian kredit dan risiko pengemudi secara online maupun offline, lalu menyewakan kendaraan kepada pengemudi yang lolos seleksi.
Baca Juga
Dengan biaya sewa harian mulai dari Rp39.000 untuk motor ECGO dengan 2 baterai, pengemudi ojol dapat mengisi daya di rumah atau menukar baterai di stasiun penukaran ECGO sehingga menekan biaya operasional.
Pengemudi yang menggunakan motor ECGO rata-rata memperoleh pendapatan tambahan sekitar Rp1,2 juta per bulan dibandingkan pengguna motor bensin.
William Teng menegaskan selain margin kotor hingga 40% dari penjualan motor dan baterai, bisnis penyewaan baterai akan menjadi sumber pendapatan jangka panjang yang stabil. Dengan teknologi protokol tertutup, motor ECGO hanya dapat digunakan dengan baterai ECGO, menjamin permintaan penyewaan berkelanjutan.
Perusahaan juga mendapatkan pendapatan signifikan dari layanan perangkat lunak, di mana dealer menggunakan platform ECGO untuk memantau kendaraan, memproses pembayaran, dan mengelola risiko.
Setiap pengemudi menghasilkan pendapatan bersih sekitar Rp1,8 juta per tahun untuk ECGO. Jika 5 tahun mendatang ada 1 juta pengemudi aktif, perusahaan dapat meraih pendapatan bersih Rp1,8 triliun per tahun hanya dari biaya platform.
Saat ini, permintaan motor ECGO melebihi pasokan, dengan lebih dari 70.000 pengemudi sudah mendaftar dalam daftar tunggu. Setelah akuisisi ini, KRYA berencana melakukan Penawaran Umum Terbatas rights issue dengan target dana Rp200 miliar–Rp300 miliar.
Menurut William, tujuan pendanaan untuk mendukung ekspansi ECGO pada 2026, dengan target penjualan gabungan 55.000 unit di pasar ojol dan non-ojol, serta mencapai penjualan kumulatif lebih dari 1 juta unit dalam 5 tahun.
ECGO telah memperoleh sertifikasi TKDN sebesar 56%, dan dua modelnya berhak mendapatkan subsidi motor listrik dari pemerintah Indonesia.
William Teng optimistis, apabila kebijakan subsidi 2023–2024 dilanjutkan, dalam 5 tahun ke depan motor listrik dapat menyumbang lebih dari 30% penjualan motor di Indonesia, dengan ECGO menguasai lebih dari 15% pangsa pasar.
Hal ini akan membantu pemerintah menghemat subsidi BBM, mengurangi emisi karbon, meningkatkan kualitas udara Jakarta, dan mendukung target netral karbon Indonesia pada 2060.