Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rupiah Ditutup Perkasa ke Level Rp15.438, Dolar AS Masih Loyo

Mata uang rupiah ditutup perkasa ke posisi Rp15.438,5 per dolar AS, sedangkan indeks dolar loyo pada perdagangan hari ini, Senin (26/8/2024).
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai menunjukan mata uang rupiah dan dolar Amerika Serikat di Dolar Asia Money Changer, Jakarta, Senin (18/7/2022). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Mata uang rupiah ditutup menguat ke posisi Rp15.438,5 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Senin (26/8/2024).

Adapun, indeks dolar melanjutkan tren pelemahan berada di level 100,713.

Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup dengan naik 0,34% atau 53 poin ke posisi Rp15.438,5  per dolar AS.

Sejumlah mata uang kawasan Asia lainnya bergerak variatif terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,33%, won Korea menguat 0,16%, yuan China menguat 0,01%, dan baht Thailand melemah 0,09%.

Selanjutnya, dolar Singapura melemah sebesar 0,13%, rupee India menguat 0,02%, ringgit Malaysia yang menguat 0,61%. Sementara, dolar Taiwan menguat 0,43%, dan peso Filipina melemah 0,69%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan mata uang rupiah bakal fluktuatif untuk perdagangan besok. Kendati, kata dia, rupiah bakal ditutup menguat di rentang Rp15.370 sampai dengan Rp15.460.

Secara domestik, kata Ibrahim, fundamental ekonomi nasional relatif kuat. Unsur-unsur itu di antaranya pertumbuhan ekonomi yang sehat, inflasi yang rendah serta imbal hasil dari instrumen investasi yang tinggi.

“Hal ini dapat dilihat dari nilai tukar rupiah yang tak terkontraksi terlalu dalam dan kembali menguat setelah sentimen global mulai mereda,” kata Ibrahim lewat keterangan tertulis, Senin (26/8/2024).

Seperti diberitakan sebelumnya, mayoritas pasar keuangan merespons positif prospek penurunan suku bunga Amerika Serikat usai Federal Reserve memberikan kejelasan terhadap pemangkasan pada bulan September 2024.

Melansir Bloomberg, Senin (26/8/2024), pasar saham di Asia menguat usai Ketua The Fed Jerome Powell di Jackson Hole pekan lalu mengatakanwaktunya telah tiba untuk beralih ke pelonggaran moneter. Sikap dovish The Fed juga mendorong penguatan yen terhadap dolar AS. Di sisi lain, pasar saham Jepang melemah karena yen yang menguat.

Berdasarkan data Bloomberg, indeks Hang Seng menguat 0,83% pada pukul 10.10 WIB, sedangkan indeks Straits Times Singapura menguat tipis 0,03%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper