Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kinerja Lesu Emiten Migas MEDC, ESSA Cs saat Prabowo Genjot Target Lifting 2026

Emiten migas seperti MEDC, ESSA hingga RAJA mencatat kinerja lesu pada paruh pertama 2025 di tengah ambisi Prabowo menaikkan target lifting minyak pada 2026.
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025). ANTARAFOTO/Dhemas Reviyanto
Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato dalam Sidang Tahunan MPR RI dan Sidang Bersama DPR-DPD RI Tahun 2025 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen, Jakarta, Jumat (15/8/2025). ANTARAFOTO/Dhemas Reviyanto
Ringkasan Berita
  • Presiden Prabowo Subianto meningkatkan target lifting minyak menjadi 610.000 barel per hari dalam RAPBN 2026, sementara target lifting gas bumi diturunkan menjadi 984.000 barel setara minyak per hari.
  • Emiten migas seperti MEDC, ESSA, dan RAJA mengalami penurunan kinerja keuangan pada paruh pertama 2025, dipengaruhi oleh fluktuasi harga minyak dan pasokan gas yang tidak konsisten.
  • ELSA mencatatkan peningkatan pendapatan namun laba bersih menurun, meskipun harga sahamnya mengalami apresiasi 15,74% sepanjang tahun berjalan 2025.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Presiden Prabowo Subianto mengerek target lifting minyak menjadi 610.000 barel per hari (bph) dalam RAPBN 2026. Target itu lebih tinggi dibandingkan target yang sama pada RAPBN 2025 sebesar 605.000 bph.

Adapun realisasi rata-rata lifting minyak RI hanya mencapai 602.000 bph pada periode Juni–Juli 2025. Bersamaan dengan itu, Prabowo juga menargetkan lifting gas bumi mencapai 984.000 barel setara minyak per hari (boepd) dalam RAPBN 2026, turun dari target 1,005 juta boepd dalam RAPBN 2025. Harga minyak mentah Indonesia (ICP) juga diasumsikan US$70 per barel, lebih rendah dari harga ICP pada APBN 2025 sebesar US$82 per barel.

Secara fundamental, emiten-emiten migas dalam negeri hampir kompak mencatatkan kinerja keuangan yang lesu sepanjang paruh pertama 2025. Beberapa alasannya antara lain fluktuasi harga minyak dan pasokan gas yang tidak konsisten.

Medco Energi (MEDC)

Emiten energi dan migas milik keluarga Panigoro PT Medco Energi Internasional Tbk. (MEDC) membukukan penjualan yang susut pada semester I/2025. Pendapatan MEDC sepanjang periode Januari–Juni 2025 tercatat sebesar US$1,13 miliar dari US$1,16 miliar pada periode yang sama 2024.

MEDC juga mencatat laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih senilai US$37,36 juta pada paruh pertama tahun ini. Laba bersih itu anjlok 81,52% year-on-year (YoY) dari US$202,27 juta pada semester I/2024.

Susutnya laba bersih MEDC secara drastis terjadi karena penurunan harga minyak dan kontribusi negatif dari PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN). Adapun harga realisasi minyak turun signifikan menjadi US$69,5/barel, alias terkoreksi 14% YoY.

CEO MedcoEnergi Roberto Lorato menerangkan, kinerja perseroan pada paruh pertama 2025 masih menunjukkan ketahanan finansial, meskipun terjadi penurunan harga minyak yang signifikan.

“Kami memasuki paruh kedua 2025 dengan akuisisi akretif atas tambahan 24% hak partisipasi di Wilayah Kerja (PSC) Corridor dan kontribusi tambahan dari beberapa proyek migas dan ketenagalistrikan yang baru berproduksi,” tulisnya dalam keterangan resmi, Jumat (1/8/2025).

Analis Samuel Sekuritas Juan Harahap dan Fadhlan Banny, menyatakan bahwa MEDC memiliki ketahanan yang rentan terhadap fluktuasi harga minyak global karena penjualannya didominasi oleh minyak.

"MEDC memiliki sensitivitas lebih tinggi sebesar kurang lebih 4,8%, karena minyak mendominasi bagian terbesar dari sekitar 60% penjualan minyak dan gas," tulis riset Samuel Sekuritas.

Medco (MEDC)
Medco (MEDC)

ESSA Industries (ESSA)

Emiten kongsi Boy Thohir dan TP Rachmat PT ESSA Industries Indonesia Tbk. (ESSA) membukukan kinerja keuangan yang lemah sepanjang paruh pertama 2025.

ESSA mencatatkan pendapatan yang susut sebesar 9,24% YoY, dari US$151,61 juta pada semester I/2024 menjadi US$137,58 juta pada paruh pertama 2025. Alhasil, ESSA mencatatkan penyusutan laba bersih sebesar 27,91% secara year on year, menjadi US$14,84 juta pada semester I/2025.

Presiden Direktur ESSA Kanishk Laroya menerangkan, pada paruh pertama 2025, perseroan dihadapkan pada kondisi pasokan gas yang lebih rendah dan tidak konsisten.

Selain itu, ESSA juga dihadapkan pada kondisi pasar amonia yang lesu. Termasuk di dalamnya harga amonia yang lebih rendah, serta dipengaruhi oleh pasokan gas amonia yang menurun akibat pekerjaan pemeliharaan bertahap di pemasok gas hulu, yang berdampak pada produksi amonia.

"Kami optimistis bahwa paruh kedua 2025 akan memberikan hasil yang lebih kuat seiring normalisasi pasokan gas dan harga amonia yang mulai pulih sejak Juni," katanya dalam keterangan resmi, Jumat (25/7/2025).

Rukun Raharja (RAJA)

Emiten migas yang terafiliasi dengan pengusaha Happy Hapsoro PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA) membukukan penurunan laba bersih pada periode semester I/2025, di saat pendapatan perseroan mampu tumbuh.

RAJA membukukan pendapatan sebesar US$127,63 juta sepanjang 6 bulan pertama tahun ini. Pendapatan itu lebih tinggi 3,33% year-on-year (YoY) dari US$123,51 juta pada semester I/2024.

Pendapatan bersih Rukun Raharja mayoritas bersumber dari penjualan gas US$70,2 juta, lifting migas US$25,15 juta, dan jasa penyaluran minyak dari kerja sama operasi US$16,98 juta.

Di sisi bottom line, laba tahun berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih RAJA tercatat sebesar US$11,35 juta pada semester I/2025, mengempis 20,57% YoY dari US$14,29 juta pada paruh pertama tahun sebelumnya.

Teranyar, RAJA melakukan aksi korporasi dengan mengakuisisi 49% saham di grup Hafar. Presiden Direktur Rukun Raharja Djauhar Maulidi menerangkan, aksi korporasi tersebut sejalan dengan roadmap bisnis RAJA dan merupakan upaya pengembangan bisnis perseroan pada 2025.

“Melalui aksi korporasi bersama Petrosea ini, kami memperluas portofolio di sektor midstream, EPCI, dan perkapalan, sekaligus memperkuat rantai pasok energi, selaras dengan program pemerintah untuk peningkatan lifting migas nasional,” ujarnya dalam keterangan resmi, Jumat (15/8/2025).

Grup Hafar merupakan sebuah grup perusahaan yang berkedudukan di Indonesia dan bergerak di bidang Engineering, Procurement, Construction & Installation (EPCI) serta layanan pelayaran untuk mendukung industri minyak & gas bumi lepas pantai.

Di lantai Bursa, saham RAJA dibanderol seharga Rp2.920 per lembar. Angka itu naik 7,35% dari posisinya sepanjang tahun berjalan 2025 (YtD).

Halaman
  1. 1
  2. 2
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro