Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Jelang Nota Keuangan, Rupiah Ditutup Menguat ke Rp16.133 per Dolar AS

Rupiah menguat ke Rp16.133 per dolar AS jelang Nota Keuangan APBN 2026, didorong data inflasi AS dan optimisme pasar terhadap ekonomi Indonesia.
Karyawan menunjukan uang dolar AS di Jakarta, Senin (14/7/2025). Bisnis/Abdurachman
Karyawan menunjukan uang dolar AS di Jakarta, Senin (14/7/2025). Bisnis/Abdurachman

Bisnis.com, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS melanjutkan penguatan menjelang rilis Nota Keuangan APBN 2026. Pada perdagangan hari ini, Kamis (14/8/2025), rupiah ditutup menguat.

Berdasarkan data Bloomberg pukul 15.06 WIB, rupiah terapresiasi 0,55% menjadi Rp16.133 terhadap dolar AS. Sementara, indeks dolar AS menguat tipis 0,03%.

Sejumlah mata uang negara Asia lainnya yang menguat terhadap dolar AS antara lain adalah yen Jepang menguat 0,54%, dolar Hongkong naik 0,02%, dan yuan China menguat 0,03%.

Sebaliknya, mata uang negara Asia yang melemah terhadap dolar AS adalah dolar Singapura yang melemah 0,07%, dolar Taiwan melemah 0,15%, won Korea Selatan melemah 0,47%, peso Filipina melemah 0,31%, rupee India turun 0,18%, dan baht Thailand melemah 0,24%.

Pada perdagangan kemarin, rupiah menguat 0,54% menjadi Rp16.202 per dolar AS. Sementara indeks dolar AS kontraksi 0,30% ke level 97,80.

Pengamat forex Ibrahim Assuaibi mencatat dalam pembukaan perdagangan hari ini rupiah sempat meningkat cukup tajam hingga 105 poin. Faktor eksternal yang mempengaruhi pergerakan rupiah hari ini antara lain adalah data inflasi AS yang meningkat.

"Data inflasi AS yang terbaru ini terus mengalami penguatan. Ini mengindikasikan bahwa Bank Sentral AS kemungkinan besar dalam pertemuan kebijakan moneter di September akan menurunkan suku bunga," kata Ibrahim, Kamis (14/8/2025).

Menurutnya, keputusan suku bunga oleh The Fed nanti akan dipengaruhi oleh laporan indeks harga konsumen di bulan Juli yang meningkat, serta faktor pergantian Gubernur The Fed yang baru akan memberikan kelonggaran dalam semester II tahun ini. 

Faktor eksternal lain adalah perkembangan konflik geopolitik, di mana Trump akan membuat pertemuan dengan Putin untuk membahas konflik Rusia-Ukraina. Menurutnya kondisi ini akan membuat konflik sedikit mereda sehingga memberikan rasa aman di pasar.

"Ini membuat pasar Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) baik di AS, Eropa, Asia ini juga akan terus membaik. Bahkan, semua mata uang yang melawan dolar AS ini juga mengalami penguatan," ujarnya.

Sementara dari pengaruh internal, Ibrahim menjelaskan data pertumbuhan PDB Indonesia di semester I/2025 lalu telah melampaui ekspektasi, yang mendorong optimisme pasar terhadap prospek ekonomi ke depan.

"Di sisi lain, pagi ini investor tertuju terhadap Presiden Prabowo yang dijadwalkan akan menyampaikan rancangan keuangan dan anggaran perdagangan untuk APBN. Ini yang sedang ditunggu pasar, apa saja yang akan dibahas di dalam pidato tersebut. Dan ini kemungkinan besar akan membuat pasar lebih optimis dengan perkembangan kondisi ekonomi di Indonesia," ujarnya.

Optimisme pasar tersebut menurutnya yang mendorong rupiah melanjutkan penguatan. Pada perdagangan hari ini, Ibrahim memprediksi rupiah akan ditutup di level Rp16.095.

"Sedangkan, untuk perdagangan besok, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp16.060 hingga Rp16.120," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro