Bisnis.com, JAKARTA — Sejumlah indikator pasar modal ditutup di zona merah bertepatan dengan penyampaian Nota Keuangan dan RAPBN 2026 oleh Presiden Prabowo Subianto di Gedung DPR RI, Jumat (15/8/2025).
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah 0,34% ke level Rp16.170,50. Sementara itu, dolar turut terkoreksi 0,31% ke 97,95. Di level itu, rupiah menguat 2,22% dalam 3 bulan tetapi melemah 0,23% secara year-to-date.
Pasar saham juga ditutup merosot pada hari ini. Berdasarkan data RTI Business, IHSG ditutup turun 32,87 poin atau 0,41% ke level 7.898,37 pada Jumat (15/8/2025). IHSG memerah setelah 5 hari perdagangan reli dan mengukir level penutupan tertinggi sepanjang masa atau all time high (ATH) 7.931,25 pada Kamis (14/8/2025).
Pada hari ini, IHSG sempat menyentuh level tertinggi 8.017,06 pada hari ini sekitar pukul 10.27 WIB atua berbarengan dengan penyampaian pidato kenegaraan Presiden Prabowo. Setelah menggapai level tersebut, IHSG berangsur anjlok dan berbalik ke teritori negatif.
Di level penutupan 7.898,37, IHSG mengemas kenaikan 11,56% dibandingkan dengan posisi akhir 2024.
Pasar obligasi juga ditutup melemah pada hari ini. Berdasarkan data Bloomberg, indikator yield surat utang negara (SUN) tenor 10 tahun ditutup naik 0,012 poin dari 6,366% ke level 6,391% pada Jumat (15/8/2025).
Di hadapan anggota dewan, Presiden Prabowo Subianto menjabarkan postur rancangan anggaran pendapatan dan belanja negara atau RAPBN 2026.
Prabowo menargetkan pendapatan negara pada 2026 mencapai Rp3.147,7 triliun, naik 9,8% (year on year/YoY). Pendapatan negara itu terdiri dari target penerimaan pajak 2026 senilai Rp2.357,7 triliun (naik 13,5%), pendapatan kepabeanan dan cukai Rp334,3 triliun (naik 7,7%), serta penerimaan negara bukan pajak (PNBP) Rp455 triliun (turun 4,7%).
Sementara itu, belanja negara atau besaran APBN 2026 ditargetkan Rp3.786,5 triliun, naik 7,3% (YoY). Belanja itu terdiri dari belanja pemerintah pusat senilai Rp3.136,5 triliun (naik 17,8%) dan transfer ke daerah sebesar Rp650 triliun (turun 24,8%).
Prabowo juga mendesain keseimbangan primer negatif Rp39,4 triliun pada 2026. Alhasil, defisit APBN 2026 ditargetkan sebesar Rp638,8 triliun. Target defisit APBN 2026 itu setara dengan 2,48% terhadap produk domestik bruto (PDB).