Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Hari Ini Jumat, 15 Agustus Saat Pidato Kenegaraan Perdana Prabowo

IHSG berpotensi capai rekor 8.000 saat pidato Prabowo, didorong kepercayaan investor meski kinerja emiten melemah. Target akhir 2025 di 7.400-8.120.
I Putu Gede Rama Paramahamsa, Dionisio Damara Tonce
Jumat, 15 Agustus 2025 | 09:27
Pegawai mengamati data saham di salah satu sekuritas di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai mengamati data saham di salah satu sekuritas di Jakarta. Bisnis/Himawan L Nugraha
Ringkasan Berita
  • IHSG berpotensi mencapai rekor baru di level 8.000, mencerminkan kepercayaan investor terhadap pasar saham Indonesia.
  • Meskipun IHSG menguat, laporan keuangan kuartal II/2025 menunjukkan pelemahan kinerja dengan mayoritas emiten mencatat penurunan laba bersih inti.
  • Samuel Sekuritas memproyeksikan IHSG akhir tahun di level 7.400, dengan potensi mencapai 8.120 berdasarkan likuiditas dan momentum saham kapitalisasi besar.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Live Timeline

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks harga saham gabungan (IHSG) hari Jumat, 15 Agustus berpeluang mencetak rekor baru pada perdagangan hari ini ke level 8.000. Saat level baru ini tercapai, Bursa Efek Indonesia (BEI) menyebut menjadi kepercayaan investor bagi pasar saham Indonesia. 

“Jika IHSG mencapai 8.000 itu adalah kado dari investor untuk Indonesia. Kadonya berbentuk kepercayaan,” ujar Direktur Pengembangan BEI Jeffrey Hendrik di Jakarta, Kamis (14/8/2025). 

Berdasarkan data BEI, IHSG menguat 0,49% atau 38,34 poin menuju posisi 7.931,25 pada Kamis (14/8/2025). Hari ini, indeks komposit bergerak pada level 7.905,54 dan sempat menyentuh level tertinggi di 7.973,98. Dengan demikian, capaian itu telah melewati level resistance tertinggi sepanjang masa indeks komposit yang mencapai 7.910 pada 19 September 2024.

Sementara itu, meski indeks bergerak kuat sejumlah analis menilai harga saham akan mencapai keseimbangan yang ditentukan arus modal asing dan kinerja emiten. 

Head of Research Samuel Sekuritas Indonesia Prasetya Gunadi menyebut IHSG hingga akhir tahun berpeluang berada di level 7.400, dengan target berbasis likuiditas berpotensi tembus 8.120. 

Proyeksi tersebut dirancang dengan mempertimbangkan laporan keuangan kuartal II/2025 yang menunjukkan pelemahan kinerja. Mayoritas emiten yang dipantau mencatatkan laba bersih inti agregat turun 5,9% year on year (YoY). 

Dalam catatan analisis yang dilakukan sebanyak 40 perusahaan ditelaah, sebanyak 45% sesuai ekspektasi, sementara 40% meleset, dan hanya 15% melampaui perkiraan. 

“Mayoritas perusahaan yang menjadi pantauan kami merilis laporan keuangan kuartal II/2025 yang umumnya lemah,” ujar Prasetya dalam publikasi riset terbaru yang dirilis pada Kamis (14/8/2025). 

Secara sektoral, bank mencatat penurunan laba gabungan sebesar 3,4% YoY dan -3,8% (Quarter on Quarter/QoQ) karena kenaikan provisi, terutama di BBRI dan BBNI. Adapun margin bunga bersih BBCA dan BBRI relatif stabil. 

Sektor konsumer juga mencatat penurunan sebesar 1,7% YoY akibat tekanan margin dari biaya input tinggi dan belanja discretionary yang lemah. 

Prasetya menambahkan sektor telekomunikasi turut menghadapi tekanan pendapatan dari penurunan average revenue per user (ARPU) dan lemahnya permintaan business-to-consumer (B2C). 

Sementara itu, sektor logam emas mencatat kenaikan kinerja berkat harga jual rata-rata (ASP) tertinggi yang pada akhirnya mendorong laba ANTM. Adapun sektor nikel memperlihatkan hasil beragam, dengan NCKL mencatatkan kinerja positif melalui margin dan kontribusi asosiasi.  

Adapun sektor peternakan unggas terdampak turunnya harga ayam broiler dan day old chick (DOC), sementara sektor batu bara menjadi sektor terlemah akibat penurunan harga jual rata-rata ASP dan kenaikan biaya.

Di tengah penurunan kinerja fundamental ini, Prasetya menuturkan bahwa arus dana asing masih cenderung terbatas, tetapi partisipasi ritel meningkat sehingga mendukung pergerakan indeks komposit. 

“IHSG naik sebesar 8% secara bulanan pada Juli 2025 mengungguli pasar global, didorong oleh kenaikan saham BREN, BRPT, dan CDIA meski terjadi outflow asing bersih sebesar Rp7,1 triliun,” pungkasnya. 

Di samping itu, sentimen global juga membaik seiring meredanya ketegangan perdagangan Amerika Serikat (AS). Namun, konsumsi rumah tangga yang lemah dan laporan kuartal dua yang mengecewakan menjadi pembatas.

Samuel Sekuritas mempertahankan target fundamental IHSG akhir 2025 di 7.400, dengan target berbasis likuiditas (liquidity driven) mencapai 8.120.

“Target liquidity driven 8.120 mempertimbangkan momentum saham dengan kapitalisasi besar seperti DSSA, TPIA, DCII, BRPT, CDIA, PANI, PTRO, BREN, AMMN, dan BYAN dengan PER agregat 296 kali,” ucap Prasetya. 

Skenario itu mempertimbangkan rotasi ke saham tertinggal, dengan saham fundamental diramal menyumbang 157 poin dan saham likuiditas 720 poin. 

Saham fundamental pilihan Samuel Sekuritas meliputi BBCA, TLKM, ICBP, AMRT, serta JPFA. Sementara itu, preferensi alpha mencakup saham BKSL, ENRG, WIFI, RAJA, dan DEWA. 

--

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

09:21 WIB
Indek Composite Dibuka Menguat dengan Transaksi Terbesar di BRI, BMRI, hingga DSSA

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat jelang pembacaaan nota keuangan RAPBN 2026, Jumat (15/8/2025).   Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG naik 0,38% atau 30,11 poin menuju posisi 7.961,36 hingga pukul 09.02 WIB. Hari ini, IHSG bergerak pada level terendah 7.956,67 dan sempat ke posisi tertingginya di 7.971,32.

Hingga pukul 09.23 WIB, Bursa Efek Indonesia mencatat saham dengan nilai transaksi terbesar pagi ini dipimpin oleh BBRI, WIRG, DSSA, BMRI, RAJA, dan WIFI. 

Sementara itu, saham paling untung mencakup GSMF, UANG, MLPT, DPUM, IMJS, dan MICE. 


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro