Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Stok di AS Merosot, Harga Minyak Dunia Rebound

Harga minyak mentah dunia terpantau menguat seiring dengan laporan stok minyak mentah AS yang menunjukkan penurunan cukup besar.
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah dunia terpantau menguat setelah turun lebih dari 2% pada perdagangan Selasa kemarin seiring dengan laporan stok minyak mentah AS yang menunjukkan penurunan cukup besar dan ketegangan yang meningkat di Timur Tengah.

Mengutip Bloomberg pada Rabu (14/8/2024), harga minyak jenis Brent terpantau naik 0,53% ke level US$81,12 per barel, sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate juga menguat 0,63% ke level US$78,84 per barel.

Penguatan harga minyak salah satunya didukung oleh data dari American Petroleum Institute yang melaporkan persediaan minyak mentah menyusut 5,2 juta barel pada pekan lalu. Jika angka tersebut terkonfirmasi dalam rilis resmi pada Rabu waktu setempat, maka hal ini akan menjadi penurunan stok selama tujuh pekan beruntun. 

Adapun, tingkat cadangan minyak tersebut hingga saat ini masih berada di bawah rata-rata musiman.

Aksi jual pada perdagangan Selasa kemarin juga mengurangi reli harga minyak sepanjang tahun berjalan. Hal tersebut terjadi ketika Badan Energi Internasional (IEA) melihat adanya surplus pasokan minyak global pada kuartal keempat jika OPEC+ melanjutkan rencana untuk memulihkan produksi pada bulan Oktober. 

Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC) juga telah memangkas perkiraan permintaan global pada tahun ini dan tahun depan. Hal tersebut seiring dengan revisi penurunan pada perkiraan permintaan dari China.

Di sisi lain, masih ada sebagian kecil pelaku yang mengatakan harga minyak jenis Brent masih memiliki ruang untuk menguat. Analis Citigroup Inc. menyebut adanya risiko geopolitik dan cuaca yang akan mempengaruhi pergerakan harga minyak global.

Sementara itu, Goldman Sachs Group Inc. dalam laporannya mengatakan, permintaan untuk produk derivatif minyak mentah akan pulih dari rekor terendahnya minggu lalu. Adapun, kedua lembaga tersebut mengatakan harga minyak Brent bisa naik ke level pertengahan US$80 per barel.

Adapun, pelaku pasar juga masih mencermati risiko serangan balasan Iran terhadap Israel yang dapat menyebabkan lonjakan harga minyak. Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan serangan semakin besar kemungkinannya dan bisa terjadi paling cepat pada minggu ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper