Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Kondisi Timur Tengah Memanas, Harga Minyak Dunia Berbalik Melemah

Harga minyak mentah dunia terkoreksi di tengah eskalasi konflik Timur Tengah yang diimbangi oleh tanda-tanda melemahnya pertumbuhan permintaan global.
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak mentah dunia terpantau terkoreksi setelah menguat selama lima hari perdagangan yang kemungkinan disebabkan oleh eskalasi konflik Timur Tengah yang diimbangi oleh tanda-tanda melemahnya pertumbuhan permintaan global.

Mengutip Bloomberg pada Selasa (13/8/2024), harga minyak jenis Brent terpantau turun 0,79% ke level US$81,65 per barel setelah naik hampir 8% selama lima sesi sebelumnya. Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate juga turun 0,79% ke level US$79,43 per barel.

Salah satu sentimen yang mempengaruhi pelemahan harga minyak adalah meningkatnya tensi konflik geopolitik di Timur Tengah. AS yakin serangan Iran terhadap Israel semakin besar kemungkinannya dan dapat terjadi pada pekan ini.

Di sisi lain, pasar melihat ada indikasi melemahnya konsumsi, yang menyebabkan OPEC memangkas perkiraan permintaannya untuk tahun ini dan tahun depan.

Sementara itu, harga minyak mentah tercatat masih menguat sepanjang tahun berjalan. Hal ini didukung oleh pengurangan produksi OPEC+ dan pasar saham yang pulih dari keterpurukan minggu lalu. 

Pelaku pasar tengah menunggu rilis data dari Badan Energi Internasional yang rencananya akan diumumkan pada hari Selasa waktu setempat. Sementara itu, data inflasi AS pada hari Rabu mungkin memberikan petunjuk mengenai kebijakan moneter di negara konsumen minyak terbesar tersebut.

Ahli Strategi Pasar di IG Asia Pte, Yeap Jun Rong menuturkan, perhatian akan tertuju pada inflasi AS yang akan datang untuk menentukan jalur pelonggaran kebijakan The Fed yang akan datang 

“Risiko hard landing belum sepenuhnya hilang. Hal ini mengacu pada kemungkinan perlambatan ekonomi, yang dapat berdampak pada permintaan minyak,” jelasnya.

Timespread minyak mentah, yang menunjukkan kondisi pasar fisik, mengindikasikan kekuatan mendasar di pasar. Hal tersebut seiring dengan selisih antara dua kontrak terdekat minyak Brent semakin melebar dalam beberapa sesi terakhir. 

Tercatat, selisih antara kedua kontrak tersebut adalah 93 sen per barel dalam pola bullish backwardation, dibandingkan dengan 34 sen pada awal pekan lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper