Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Pasar Pantau Tensi Iran-Israel, Harga Minyak Mentah Merangkak Naik Awal Pekan

Harga minyak mentah menguat saat pasar masih menunggu respons Iran terhadap pembunuhan pemimpin Hamas di Teheran bulan lalu.
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan
Dongkrak pompa mengebor minyak mentah dari Ladang Minyak Yates di Permian Basin, Texas, AS, 17 Maret 2023./REUTERS-Bing Guan

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia terpantau naik pada perdagangan awal pekan setelah kenaikan mingguan pertamanya sejak awal Juli. Sementara itu, pasar masih menunggu respons Iran terhadap pembunuhan pemimpin Hamas di Teheran bulan lalu.

Mengutip Bloomberg pada Senin (12/8/2024), harga minyak jenis Brent tercatat naik 0,15% ke level US$79,70 per barel setelah menguat hampir 4% minggu lalu. Sementara itu, minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) tercatat menguat 0,34% ke level US$77,10 per barel.

Pergerakan harga minyak akan dipengaruhi sentimen dari Iran yang menegaskan kembali tekadnya untuk menghukum Israel atas pembunuhan pemimpin politik Hamas. Media pemerintah Iran melaporkan bahwa unit rudal militer negara itu sedang melakukan latihan di dekat perbatasan Irak.

Analis di Commonwealth Bank of Australia Vivek Dhar menjelaskan kekhawatiran pasar saat ini adalah serangan terhadap pasokan dan infrastruktur minyak di Iran. Hal tersebut karena Iran menyumbang sekitar 4% dari produksi minyak global.

“Kami melihat minyak Brent berjangka diperdagangkan antara US$75 dan US$85 per barel dalam jangka pendek, meskipun risiko kenaikan tetap ada karena ketegangan di Timur Tengah,” katanya.

Adapun, harga minyak mentah telah mengalami rebound di pasar ekuitas sejak merosot ke level terendah dalam tujuh bulan pada awal pekan lalu. Prospek perekonomian yang buruk di negara importir terbesar, China, juga akan membebani sentimen harga minyak. 

Sementara itu, pelaku akan menantikan laporan pasar untuk mendapatkan kejelasan lebih lanjut mengenai keseimbangan pasokan dan permintaan. Data perkiraan bulanan dari OPEC akan dirilis pada hari Senin waktu setempat, dengan rilis dari Badan Energi Internasional pada hari selanjutnya.

Kemudian, pelaku juga akan mencermati data inflasi AS yang akan diumumkan pada Rabu (14/8/2024) pekan ini.

Sementara itu, para pengelola dana telah memangkas posisi net bullish mereka pada minyak jenis Brent ke level terendah dalam data sejak tahun 2011. Mereka beralih ke posisi net-bearish pada bahan bakar diesel. 

Selain itu, pasar fisik juga menunjukkan tanda-tanda peringatan karena kilang-kilang AS berjalan lambat karena margin keuntungan menyusut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper