Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Memanas, Ketidakpastian Perdamaian Rusia-Ukraina Jadi Sorotan

Harga minyak global naik akibat ketegangan Rusia-Ukraina dan permintaan kuat AS, dengan Brent di US$67,67/barel dan WTI di US$63,52/barel.
Ilustrasi kilang minyak lepas pantai / Kementerian ESDM
Ilustrasi kilang minyak lepas pantai / Kementerian ESDM
Ringkasan Berita
  • Harga minyak dunia naik akibat ketegangan Rusia-Ukraina dan permintaan kuat dari AS.
  • Harga minyak Brent dan WTI masing-masing naik lebih dari 1% karena ketidakpastian perdamaian dan potensi sanksi terhadap Rusia.
  • Penurunan stok minyak mentah AS yang lebih besar dari perkiraan turut mendorong kenaikan harga minyak.

* Ringkasan ini dibantu dengan menggunakan AI

Bisnis.com, JAKARTA – Harga minyak dunia naik seiring dengan meningkatnya ketegangan antara Rusia dan Ukraina terkait proses perdamaian yang buntu, ditambah data terbaru AS yang menunjukkan permintaan kuat di negara konsumen minyak terbesar dunia tersebut.

Melansir Reuters pada Jumat (22/8/2025), harga minyak berjangka jenis Brent menguat 83 sen atau 1,2% menjadi US$67,67 per barel, tertinggi dalam dua pekan terakhir. Sementara itu, harga minyak jenis West Texas Intermediate (WTI) AS naik 81 sen atau 1,3% ke level US$63,52 per barel.

Kedua harga minyak acuan tersebut juga mencatat kenaikan lebih dari 1% pada sesi sebelumnya.

Prospek perdamaian di Ukraina masih tidak pasti, membuat pelaku pasar minyak bersikap hati-hati setelah aksi jual dalam dua pekan terakhir, menyusul harapan bahwa Presiden AS Donald Trump akan segera merundingkan solusi diplomatik untuk mengakhiri perang Rusia-Ukraina

Namun, Moskow dan Kyiv saling menyalahkan atas mandeknya proses perdamaian. Pada Kamis, Rusia melancarkan serangan udara besar di dekat perbatasan Ukraina dengan Uni Eropa, sementara Ukraina mengklaim berhasil menghantam kilang minyak Rusia.

“Sebagian premi risiko geopolitik perlahan kembali masuk ke pasar,” kata Ritterbusch and Associates dalam catatan kepada klien.

Menurut analis PVM Oil Associates Tamas Varga, ketidakpastian dalam negosiasi damai membuka kembali kemungkinan diberlakukannya sanksi lebih ketat terhadap Rusia.

Selain faktor geopolitik, harga minyak juga terdorong penurunan stok minyak mentah AS yang jauh lebih besar dari perkiraan. Persediaan minyak mentah AS turun 6 juta barel pada pekan yang berakhir 15 Agustus, menurut laporan Administrasi Informasi Energi (EIA), jauh di atas ekspektasi analis sebesar 1,8 juta barel.

“Persediaan domestik yang ketat ini berbanding terbalik dengan proyeksi kelebihan pasokan oleh IEA dan EIA untuk 2026, sehingga menantang ekspektasi pasar yang lebih luas,” kata analis StoneX Alex Hodes.

Investor juga menanti konferensi ekonomi Jackson Hole di Wyoming untuk mencari sinyal kemungkinan pemangkasan suku bunga The Fed bulan depan. Pertemuan tahunan bank sentral dunia tersebut dibuka pada Kamis, dengan Ketua The Fed Jerome Powell dijadwalkan berpidato pada Jumat waktu setempat.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Bisnis Indonesia Premium.

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Bisnis Indonesia Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro