Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

ETF Ethereum di Bursa AS Segera Meluncur, Harga ETH Bergejolak

Peluncuran ETH akan terjadi pada awal Juli 2024. Kabar ini membawa gejolak volume perdagangan pada jaringan Ethereum.
Ilustrasi ETF Bitcoin Spot. JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P
Ilustrasi ETF Bitcoin Spot. JIBI/Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA - Bursa Amerika Serikat (AS) disebut akan mulai meluncurkan produk investasi exchange-traded fund (ETF) berbasis Ether (ETH) pada awal Juli 2024. Kabar ini membawa gejolak volume perdagangan pada jaringan Ethereum. 

Analis ETF Senior dari Bloomberg Eric Balchunas sebelumnya memprediksi peluncuran ETF ETH akan terjadi pada awal Juli 2024, karena para calon penerbit sekaliber BlackRock, VanEck, Franklin Templeton, dan Grayscale Investments sudah melengkapi dokumen pengajuannya ke otoritas bursa AS (SEC).

"VanEck baru saja mengumpulkan dokumen 8-A untuk [ETF] ETH Spot. Memang ini hanya bagian dari proses, tapi perlu diingat, mereka juga mengumpulkan dokumen serupa ketika mengajukan ETF Bitcoin Spot sekitar 7 hari sebelum produk ini meluncur [ke bursa AS]. Ini pertanda baik buat potensi peluncuran ETF ETH," ujarnya dalam analisisnya, dikutip Jumat (28/6/2024).

Berdasarkan data Coinmarketcap, kabar ini tampak menjadi pendorong pemulihan kapitalisasi pasar ETH yang hari ini berangsur-angsur kembali ke kisaran US$412,5 miliar, setelah sebelumnya sempat anjlok ke bawah US$400 miliar pada Selasa (25/6/2024).

Harga ETH pun akhirnya mulai kembali ke sekitar US$3.400, setelah terus mengalami tren penurunan dari sekitar US$3.750 ke sekitar US$3.250 dalam sebulan belakangan.

Laporan Reuters baru-baru ini pun mengungkap kemungkinan SEC meluncurkan ETF ETH Spot pada 4 Juli 2024, seiring telah rampungnya pengumpulan dokumen dari 8 calon penerbit.

Namun, harga ETH cenderung bergejolak karena investormemiliki sikap spekulatif akibat sentimen positif dan negatif buat ETH terbilang masih sama-sama kuat.

Reuters menekankan alasan sentimen positif dan negatif atas penerbitan ETF ETH merata, sebab beberapa analis memproyeksi produk ini tidak akan semeriah dan sesukses ETF Bitcoin Spot yang meluncur pada 12 Januari 2024.

"Karena Ethereum tidak sebesar Bitcoin dari sisi kapitalisasi pasar, juga volume perdagangannya," ujar salah satu analisis Kepala Riset Coinshares James Butterfill seperti dilansir dari Reuters, Kamis (27/6/2024). 

Senada, lembaga edukasi kripto Pintu Academy menyarankan para investor untuk memperkuat analisis teknikal dalam menganggapi dampak isu ini terhadap potensi kenaikan harga ETH.

"Karena suara komunitas kripto masih terbelah ketika menanggapi dampak ETF ETH Spot ini. Beberapa memang percaya bahwa ini merupakan perkembangan bagus bagi industri kripto, dan signifikan buat harga Bitcoin dan altcoin secara umum," tulis Pintu Academy dalam risetnya.

Sebaliknya, sebagian lainnya lebih percaya bahwa arus masuk ke investasi ETF ETH tidak akan semeriah ETF Bitcoin, dan justru membawa sentimen 'sell the news' yang bisa memicu pelemahan harga ETH itu sendiri. 

"Melihat dua kemungkinan ini, harga ETH kemungkinan akan bergejolak dalam jangka pendek. Oleh karena itu, penting menggunakan analisis teknikal, di mana lebih banyak menggunakan indikator matematis untuk memprediksi tren masa depan suatu aset berdasarkan pergerakan harga sebelumnya," ujarnya.

Prinsip dasarnya, analisis teknikal berupaya mengidentifikasi tren dan pola pergerakan aset dan menentukan waktu yang tepat untuk membeli atau menjual. 

Terdapat empat elemen penting pada analisis teknikal. Pertama, pantau grafik harga candlestick yang menyediakan detail tentang harga pembukaan, penutupan, tertinggi, dan terendah. 

Kedua, mengidentifikasi Level Support dan Resistance untuk menentukan titik harga di mana aset mencapai harga bawah (support) dan harga atas (resistance). 

Ketiga, yakni menciptakan 'Garis Tren' secara mandiri untuk mengidentifikasi tren pergerakan harga masa depan. 

Terakhir, pantau Indikator Teknikal seperti EMA (Exponential Moving Average) dan RSI (Relative Strength Index) untuk mengidentifikasi momentum harga dan tren.

"Analisis teknikal digunakan untuk memahami tren pasar, mencegah perilaku FOMO atau fear of missing out, dan panic selling, serta mengidentifikasi peluang membeli di harga rendah dan menjual di harga tinggi," tambahnya.

Alhasil, pemahaman akan analisis teknikal yang baik akan membantu investor membeli aset dengan harga rendah dan menjual dengan harga tinggi untuk mendapatkan keuntungan. 

"Meskipun bukan ilmu pasti, analisis ini memberikan gambaran umum tentang pergerakan harga yang dapat diandalkan," tutup Tim Pintu Academy.

----------------------- 

Disclaimer: berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Thomas Mola
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper