Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Depresiasi Rupiah Bayangi Sektor Properti, Apa Kata Bos Summarecon & Ciputra?

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diketahui semakin lesu dan saat ini berada di level Rp16.450 per dolar AS.
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti
Karyawan menata uang tunai di Cash Center PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. (BBNI), Jakarta, Kamis (14/3/2024). Bisnis/Eusebio Chrysnamurti

Bisnis.com, JAKARTA – PT Summarecon Agung Tbk. (SMRA) dan PT Ciputra Development Tbk. (CTRA) memberikan respons terkait pelemahan nilai tukar rupiah, yang dikhawatirkan menekan daya beli konsumen terhadap aset properti. 

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) diketahui semakin lesu dan saat ini berada di level Rp16.450 per dolar AS, Jumat (21/6/2024). Posisi tersebut mencerminkan pelemahan sebesar 20 poin atau 0,12% dibandingkan hari sebelumnya.

Direktur Utama Summarecon Agung, Adrianto P. Adhi, mengatakan depresiasi rupiah tidak memiliki dampak signifikan bagi kinerja bisnis perusahaan yang fokus menggarap rumah tapak. Berbeda cerita jika perseroan berfokus pada proyek apartemen.

Menurutnya, pembangunan rumah tapak atau landed house tidak memiliki ketergantungan terhadap bahan baku impor. Kondisi tersebut berbeda dengan sektor apartemen yang membutuhkan sejumlah barang impor, salah satunya elevator.

“Kebetulan kami memang belum fokus membangun apartemen baru. Kami masih terus fokus ke rumah tapak karena pasar apartemen saat ini juga belum pas,” ujarnya dalam paparan publik.

Berdasarkan hal tersebut, Adrianto menyatakan Summarecon sejauh ini tetap menjalankan bisnisnya seperti biasa. Perseroan bahkan tidak memiliki langkah mitigasi khusus guna menghadapi nilai rupiah yang terus melemah.

“Bisnis Summarecon terkait nilai tukar itu porsinya sangat sedikit, sehingga kami masih melakukan bisnis as usual, tidak terlalu fokus untuk menyiapkan mitigasi tertentu,” tuturnya.

Dalam kesempatan terpisah, Direktur Utama Ciputra Development, Candra Ciputra, menyatakan bahwa dampak pelemahan rupiah berisiko menekan daya beli masyarakat terhadap aset properti. Untuk itu, pemerintah diharapkan bertindak cepat mengatasi pelemahan rupiah.

Di sisi lain, dia menyatakan pelemahan nilai tukar rupiah tidak akan mengganggu keuangan perusahaan yang diakibatkan oleh pembengkakan bunga surat utang internasional. Sebab, mayoritas surat utang CTRA berdenominasi dolar Singapura.

“Kenapa kami pilih Singapura borrowing? Karena dolar singapura itu obligasinya tidak semahal lainnya,” tutur Candra dalam konferensi pers RUPST Tahun Buku 2023.

Sementara itu, sampai dengan kuartal I/2024, telah membukukan prapenjualan alias marketing sales sebesar Rp3,3 triliun. Perolehan tersebut mengalami penurunan sebesar 4% jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.

Meski menurun, realisasi prapenjualan CTRA telah mencapai 30% dari target yang dibidik sepanjang tahun ini yakni Rp11,2 triliun. Capaian itu juga melampaui rata-rata historis dalam lima tahun terakhir yang berada di level 24%.

Adapun Summarecon meraih prapenjualan sebesar Rp809 miliar atau tumbuh 23,6% year-on-year (YoY). Perolehan tersebut setara dengan 16,2% dari target 2024 yakni Rp5 triliun.

Berdasarkan laporan perusahaan, wilayah Jakarta dan sekitarnya menjadi penyumbang terbesar prapenjualan SMRA dengan persentase 83%. Selain itu, Bandung dan Makassar masing-masing berkontribusi sebesar 7% sedangkan Karawang 3%.

---------------------------

 

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab atas kerugian atau keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper