Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Harga Minyak Mendidih Tersengat Ekspektasi Penurunan Suku Bunga The Fed

Harga minyak naik pada perdagangan Kamis (16//5/2024), setelah data menunjukkan pasar tenaga kerja AS stabil, memicu ekspektasi penurunan suku bunga The Fed.
Harga minyak ditutup naik pada perdagangan Kamis (16//5/2024), setelah data menunjukkan pasar tenaga kerja AS stabil, memicu ekspektasi penurunan suku bunga The Fed./Bloomberg.
Harga minyak ditutup naik pada perdagangan Kamis (16//5/2024), setelah data menunjukkan pasar tenaga kerja AS stabil, memicu ekspektasi penurunan suku bunga The Fed./Bloomberg.

Bisnis.com, JAKARTA — Harga minyak ditutup naik pada perdagangan Kamis (16//5/2024), setelah data menunjukkan pasar tenaga kerja AS stabil, memicu ekspektasi bahwa Federal Reserve akan mulai menurunkan suku bunga di musim gugur, yang akan merangsang perekonomian dan meningkatkan permintaan minyak.

Mengutip Reuters, harga minyak mentah berjangka Brent naik 52 sen, atau 0,6%, lebih tinggi ke posisi US$83,27 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS parkir di level US$79,23, naik 60 sen, atau 0,8%.

Jumlah orang Amerika yang mengajukan klaim baru untuk tunjangan pengangguran turun pada minggu lalu, menunjukkan adanya kekuatan mendasar di pasar tenaga kerja.

“Meskipun klaim pengangguran rendah, laporan tersebut cukup lemah sehingga memungkinkan The Fed untuk melakukan pemotongan,” kata John Kilduff dari Again Capital.

“Tren ketenagakerjaan yang kuat menandakan permintaan bensin yang kuat, meskipun saat ini sedang lesu,” tambahnya.

Data inflasi AS untuk bulan April yang lebih lambat dari perkiraan pada hari Rabu juga menambah ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga pada bulan September, yang dapat melemahkan kekuatan dolar dan membuat minyak dalam mata uang greenback lebih terjangkau bagi pemegang mata uang lainnya.

Pasar saham, yang cenderung bergerak seiring dengan harga minyak, naik karena harapan penurunan suku bunga, dengan Dow (.DJI), sempat mencicipi level tertinggi sepanjang masa di 40,000 untuk pertama kalinya.

Brent telah menyentuh level terendah dalam satu hari sebesar US$81,05 pada hari Rabu - level terendah yang pernah diperdagangkan dalam kontrak berjangka bulan depan sejak 26 Februari. Harga tersebut kemudian rebound setelah data inflasi dan laporan pemerintah menunjukkan penurunan persediaan minyak mentah, bensin, dan sulingan AS.

Namun, permintaan bensin di AS terus berada di bawah 9 juta barel per hari selama enam minggu berturut-turut, di bawah rata-rata menjelang musim mengemudi di musim panas, yang secara resmi dimulai pada akhir pekan Memorial Day di akhir bulan.

“Peningkatan produksi yang kemungkinan akan berlanjut hingga awal bulan depan akan terjadi seiring dengan lemahnya permintaan produk yang tidak menunjukkan tanda-tanda perbaikan,” kata Jim Ritterbusch dari Ritterbusch and Associates.

Di Timur Tengah, tank-tank Israel menyerbu ke jantung Jabalia di Gaza utara pada hari Kamis, sementara di selatan, pasukan Israel menggempur Rafah tanpa bergerak maju, kata warga dan militan Palestina.

Pembicaraan gencatan senjata yang dimediasi oleh Qatar dan Mesir menemui jalan buntu, dengan Hamas menuntut diakhirinya serangan dan Israel menolak sampai kelompok tersebut dimusnahkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Sumber : Reuters
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper