Bisnis.com, JAKARTA - Harga minyak mentah mempertahankan kenaikannya sebelum rilisnya prospek pasar OPEC. Selain itu data inflasi Amerika Serikat (AS) juga akan membentuk ekspektasi terhadap kebijakan moneter.
Berdasarkan data Bloomberg pada Selasa (14/5/2024) harga minyak West Texas Intermediate (WTI) kontrak Juni 2024 menguat 0,09% atau 0,07 poin menjadi US$79,19 per barel pada pukul 08.36 WIB.
Sementara itu, harga minyak Brent kontrak Juli 2024 juga menguat 0,08% atau 0,07 poin ke US$83,43 per barel pada pukul 08.37 WIB.
Harga tersebut terjadi di tengah tanda-tanda adanya pengurangan aktivitas kilang dan penyempitan rentang waktu, yang mengindikasikan pasar yang sedikit lebih lemah.
Adapun, laporan analisis mendalam bulanan dari OPEC dijadwalkan dua minggu sebelum pertemuan anggota untuk membahas kebijakan selanjutnya.
“Kami pikir OPEC+ kemungkinan akan mempertahankan rencana produksi saat ini tidak berubah, sehingga melakukan pengurangan pasokan secara sukarela,” jelas analis di Commonwealth Bank of Australia, Vivek Dhar.
Baca Juga
Untuk diketahui, harga minyak mentah telah berada pada tren penurunan sejak bulan April 2024, seiring dengan hilangnya premi risiko geopolitik yang dipicu oleh ketegangan di Timur Tengah.
Namun, harga minyak mentah masih tetap lebih tinggi hingga saat ini, lantaran OPEC dan sekutunya membatasi aliran minyak. Mereka juga diperkirakan akan memperpanjang pembatasan tersebut hingga paruh kedua.
Dhar juga memperkirakan bahwa negara-negara maju akan memangkas suku bunganya. Harga brent juga diperkirakan rata-rata mencapai US$80 per barel pada kuartal III/2024 dan US$85 pada kuartal IV/2024.
Sementara itu di Amerika Serikat (AS) data harga produsen pada Selasa malam (14/5) waktu setempat, diikuti oleh data konsumen pada hari berikutnya, akan memberikan petunjuk apakah bank sentral Negeri Paman Sam memiliki kelonggaran untuk memangkas suku bunga pada akhir 2024.