Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) berbalik rugi pada kuartal I/2024 sebesar US$30,11 juta atau setara dengan Rp525,82 miliar (kurs jisdor Rp15.873).
Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, TPIA berbalik rugi sebesar US430,11 juta atau setara Rp525,82 miliar. Padahal pada kuartal I/2023 TPIA mencatatkan laba sebesar US$8,57 juta.
Kerugian tersebut sejalan dengan pendapatan yang turun dan beban pokok yang melambung sepanjang kuartal I/2024.
TPIA mencatatkan pendapatan sebesar US$471,91 juta atau setara dengan Rp7,49 triliun. Pendapatan tersebut turun 6,05% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$502,31 juta.
Meski pendapatan turun, beban pokok justru melambung menjadi US$471,39 juta atau setara dengan Rp7,48 triliun sepanjang kuartal I/2024. Beban tersebut naik dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$468,96 juta.
Direktur TPIA Suryandi mengatakan beban pokok pendapatan meningkat terutama disebabkan oleh harga bahan baku rata-rata yang lebih tinggi yaitu Naphtha dengan rata-rata US$682 per ton pada kuartal I/2024 dibandingkan dengan rata-rata sebesar US$651 per ton di kuartal I/2023.
Baca Juga
Di sisi lain, TPIA mencatatkan total liabilitas sebesar US$2,41 miliar atau turun dari periode akhir 2023 yang tercatat sebesar US$2,62 triliun. Rinciannya adalah liabilitas jangka panjang tercatat sebesar US$1,81 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar US$601,85 juta.
Adapun total ekuitas tercatat sebesar US$2,96 miliar per Maret 2023. Sementara itu total aset TPIA terpantau turun menjadi US$5,37 miliar dibandingkan dengan akhir 2023 sebesar US$5,61 miliar.