Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Chandra Asri (TPIA) Berbalik Rugi Rp525,82 Miliar Kuartal I/2024

Pendapatan yang turun dan beban pokok yang melambung memengaruhi kinerja Chandra Asri (TPIA) pada kuartal I/2024.
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan pabrik Polyethylene (PE) baru berkapasitas 400.000 ton per tahun di kompleks petrokimia terpadu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Cilegon, Banten, Selasa, (18/6/2019). - Bisnis/Triawanda Tirta Aditya
Pekerja beraktivitas di proyek pembangunan pabrik Polyethylene (PE) baru berkapasitas 400.000 ton per tahun di kompleks petrokimia terpadu PT Chandra Asri Petrochemical Tbk (CAP), Cilegon, Banten, Selasa, (18/6/2019). - Bisnis/Triawanda Tirta Aditya

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten Prajogo Pangestu PT Chandra Asri Pacific Tbk. (TPIA) berbalik rugi pada kuartal I/2024 sebesar US$30,11 juta atau setara dengan Rp525,82 miliar (kurs jisdor Rp15.873). 

Berdasarkan laporan keuangan yang dipublikasikan, TPIA berbalik rugi sebesar US430,11 juta atau setara Rp525,82 miliar. Padahal pada kuartal I/2023 TPIA mencatatkan laba sebesar US$8,57 juta. 

Kerugian tersebut sejalan dengan pendapatan yang turun dan beban pokok yang melambung sepanjang kuartal I/2024. 

TPIA mencatatkan pendapatan sebesar US$471,91 juta atau setara dengan Rp7,49 triliun. Pendapatan tersebut turun 6,05% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu sebesar US$502,31 juta. 

Meski pendapatan turun, beban pokok justru melambung menjadi US$471,39 juta atau setara dengan Rp7,48 triliun sepanjang kuartal I/2024. Beban tersebut naik dibandingkan dengan kuartal yang sama tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$468,96 juta. 

Direktur TPIA Suryandi mengatakan beban pokok pendapatan meningkat terutama disebabkan oleh harga bahan baku rata-rata yang lebih tinggi yaitu Naphtha dengan rata-rata US$682 per ton pada kuartal I/2024 dibandingkan dengan rata-rata sebesar US$651 per ton di kuartal I/2023. 

Di sisi lain, TPIA mencatatkan total liabilitas sebesar US$2,41 miliar atau turun dari periode akhir 2023 yang tercatat sebesar US$2,62 triliun. Rinciannya adalah liabilitas jangka panjang tercatat sebesar US$1,81 miliar dan liabilitas jangka pendek sebesar US$601,85 juta. 

Adapun total ekuitas tercatat sebesar US$2,96 miliar per Maret 2023. Sementara itu total aset TPIA terpantau turun menjadi US$5,37 miliar dibandingkan dengan akhir 2023 sebesar US$5,61 miliar. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper