Bisnis.com, JAKARTA – Sejumlah emiten dari dua konglomerat besar Tanah Air Anthoni Salim dan Prajogo Pangestu telah menyampaikan laporan keuangan untuk kinerja semester I/2025. Hasilnya menunjukkan, pelemahan kinerja masih tampak pada beberapa emiten Grup Prajogo, sementara emiten-emiten Grup Salim justru tampil solid.
Dari Grup Salim, lonjakan laba bersih tertinggi dialami oleh PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. (ICBP) dan PT Indofood Sukses Makmur Tbk. (INDF). Berdasarkan laporan keuangan, ICBP mampu membukukan laba bersih periode berjalan sebesar Rp5,53 triliun, melesat 56,49% year on year (YoY) dari Rp3,53 triliun pada paruh pertama 2024.
Padahal, dari sisi top line, penjualan produsen Indomie itu hanya naik 2% menjadi Rp37,60 triliun, dibandingkan Rp36,96 triliun pada periode yang sama 2024.
Kenaikan signifikan laba bersih ICBP terutama didorong oleh lebih rendahnya rugi selisih kurs yang belum terealisasi yang timbul dari kegiatan pendanaan. Sementara itu, core profit yang mencerminkan kinerja operasional ICBP, turun 5% sejalan dengan laba usaha menjadi Rp5,37 triliun dari Rp5,62 triliun pada semester pertama tahun lalu.
Direktur Utama dan Chief Executive Officer Indofood Anthoni Salim menilai, kinerja positif ICBP terjadi karena perseroan masih fokus pada upaya dan strategi prioritas. Terlebih lagi, di tengah tantangan makroekonomi yang menyebabkan lemahnya daya beli konsumen.
"Kami akan senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam mengantisipasi berbagai ketidakpastian yang berpotensi mempengaruhi kegiatan usaha perseroan, serta memastikan akses yang mudah bagi konsumen untuk mendapatkan rangkaian produk kami yang luas, memenuhi kebutuhan konsumen melalui inovasi produk, dan meningkatkan efisiensi operasional guna meraih pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang," ujarnya dalam siaran pers.
Baca Juga
Sementara itu, INDF mampu membukukan laba periode berjalan yang diatribusikan kepada pemilik entitas induk atau laba bersih sebesar Rp5,83 triliun. Torehan itu melesat 51,48% YoY dari Rp3,85 triliun pada paruh pertama 2024.
Naiknya laba INDF sejalan dengan pertumbuhan penjualan bersih hingga 4,44% YoY menjadi Rp59,84 triliun pada paruh pertama 2025. Segmen produk konsumen bermerek menjadi penopang penjualan INDF, dengan kontribusi sebesar Rp37,54 triliun.
Sementara itu, di sektor perkebunan, entitas usaha milik Anthoni Salim PT PP London Sumatra Indonesia Tbk. (LSIP) membukukan kenaikan laba bersih hingga 19,41% YoY menjadi Rp714,46 miliar dari Rp598,32 miliar pada periode yang sama 2024.
Presiden Direktur London Sumatera Tan Agustinus Dermawan menerangkan, sepanjang paruh pertama 2025, perseroan mampu menjaga kinerja yang positif meskipun dibayangi oleh tantangan volatilitas harga komoditas, kondisi cuaca, hingga ketidakpastian global.
“Lonsum tetap berkomitmen, di antaranya, terhadap pengendalian biaya, efisiensi operasional dan prioritisasi investasi modal, dengan berfokus pada peningkatan produktivitas serta menerapkan praktik-praktik agrikultur secara berkelanjutan,” ujar Tan Agustinus Dermawan.
Selain LSIP, kenaikan laba bersih juga dialami oleh PT Salim Ivomas Pratama Tbk. (SIMP), sebesar 42,78% YoY dari Rp528,85 miliar pada periode paruh pertama 2024, menjadi Rp755,14 miliar pada periode yang sama 2025.
Core profit perseroan turut tumbuh 91% YoY menjadi Rp1,19 triliun pada paruh pertama 2025. Kenaikan itu ditopang oleh pendapatan kontrak dengan pelanggan sebesar Rp9,39 triliun, naik 33,17% dari Rp7,05 triliun pada periode yang sama 2024.
Direktur Utama Grup SIMP Paulus Moleonoto menerangkan, kinerja SIMP juga turut dibayang-bayangi oleh volatilitas harga komoditas CPO, kondisi cuaca, dan ketidakpastian global. Namun, perseroan mampu menjaga biaya tetap terkendali.
“Grup SIMP tetap berkomitmen, diantaranya, terhadap pengendalian biaya, efisiensi operasional dan prioritisasi investasi modal, dengan berfokus pada peningkatan produktivitas serta menerapkan praktik-praktik agrikultur secara berkelanjutan,” katanya.
Terakhir, di sektor otomotif, PT Indomobil Sukses Internasional Tbk. (IMAS) turut membukukan kenaikan laba bersih sebesar 9,36% YoY. IMAS mampu mencatatkan laba bersih sebesar Rp43,15 miliar pada paruh pertama 2025, naik dari Rp39,46 miliar pada periode yang sama 2024.
Pertumbuhan laba bersih perseroan sejalan dengan pertumbuhan pendapatan yang turut naik 2,54% YoY menjadi Rp14,76 triliun pada semester I/2025, naik dari Rp14,39 triliun pada periode yang sama 2024.
Sumber pendapatan terbesar Indomobil berasal dari segmen usaha otomotif, termasuk bengkel sebesar Rp11,71 triliun, naik 3,26% YoY. Kemudian, segmen usaha jasa keuangan, sewa kendaraan, dan logistik IMAS juga naik 3,42% YoY menjadi Rp2,64 triliun pada paruh pertama 2025.
Kinerja Emiten Grup Salim Semester I/2025
Kode |
Pendapatan (Dalam Juta) |
YoY (%) |
Laba Bersih (Dalam Juta) |
YoY (%) |
||
1H25 |
1H24 |
1H25 |
1H24 |
|||
INDF |
59.843.246,00 |
57.296.309,00 |
4,44520257 |
5.838.259,00 |
3.854.237,00 |
51,47638819 |
ICBP |
37.600.928,00 |
36.961.357,00 |
1,730377486 |
5.536.138,00 |
3.537.612,00 |
56,493646 |
LSIP |
2.321.276,00 |
1.800.938,00 |
28,89261041 |
714.460,00 |
598.324,00 |
19,41021921 |
SIMP |
9.392.940,00 |
7.053.106,00 |
33,17451914 |
755.145,00 |
528.855,00 |
42,78866608 |
IMAS |
14.760.505,00 |
14.394.439,00 |
2,543107099 |
43.157,00 |
39.460,00 |
9,368981247 |