Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Alasan Warga Argentina Getol Pakai Kripto untuk Transaksi Sehari-hari

Pengguna kripto di Amerika Latin berkisar 40 juta pada 2023, di mana 4 dari 10 orang di antaranya berasal dari Argentina.
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P
Warga beraktivitas di dekat logo mata uang kripto di Depok, Jawa Barat, Rabu (4/1/2023). Bisnis/Arief Hermawan P

Bisnis.com, JAKARTA — Kripto terbukti mampu jadi solusi di tengah kondisi krisis. Kala suatu negara mengalami lonjakan inflasi gila-gilaan dan nilai tukar mata uangnya semakin memburuk. Kondisi di Argentina merupakan contoh nyata terkait fenomena tersebut.

Laporan Lemon Cash, salah satu bursa mata uang kripto yang beroperasi di Argentina, memperkirakan bahwa pengguna kripto di Amerika Latin berkisar 40 juta pada 2023, di mana 4 dari 10 orang di antaranya berasal dari Argentina.

Head of Compliance Lemon Cash Alfonso Martel Seward menjelaskan bahwa secara umum kripto merupakan jalan keluar masyarakat dari devaluasi peso Argentina yang terus memburuk.

"Kami mengalami inflasi yang sangat tinggi, dan untuk membeli mata uang asing itu ada banyak batasan, apalagi buat masyarakat biasa. Ini membuat kripto sebagai pilihan paling relevan untuk menabung," ujarnya ketika memberikan keterangan dalam laporan Lembaga Riset Chainalysis, dikutip Sabtu (23/3/2024).

Bahkan, Martel berkelakar bahwa apabila di negara lain hanya ada segelintir orang yang mengikuti pergerakan valuta asing, di Argentina justru hampir setiap orang tahu dan memantau pergerakan nilai tukar peso negaranya terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Tak heran, itulah kenapa sekitar 80% dari total pengguna kripto di Argentina memprioritaskan memiliki koin stabil alias stablecoin, baru sisanya untuk investasi di Bitcoin atau altcoin lain-lain.

Koin stabil sendiri merupakan kripto yang nilainya dipatok dengan mata uang atau komoditas di dunia nyata. Misalnya, USDT Tether besutan Tether Limited dan USDC (USD Coin) besutan Konsorsium Center yang nilainya konsisten di sekitar US$1 dengan selisih tipis.

"Seiring dengan meningkatnya adopsi kripto, banyak orang di sini sekarang setelah mendapat gaji langsung memasukkannya ke dalam USDT atau USDC," tambahnya.

Fenomena itu pun dianggap peluang bagi Lemon Cash untuk mulai membuka layanan kartu debit yang berkaitan dengan akun kripto. Alhasil, pengguna Lemon Cash yang tidak punya simpanan uang selain kripto pun tetap bisa berbelanja ke supermarket atau restoran yang menerima pembayaran kartu debit.

Saat ini, Lemon Cash mengklaim memiliki basis pengguna di Argentina mencapai 2 juta orang untuk produk ini, di mana mereka aktif menggunakan kartu debit Lemon Cash untuk bertransaksi sehari-hari. 

Kripto Bisa Jadi Mata Uang Buat Transaksi Digital?

Adopsi kripto pada suatu negara tak lepas dari kebijakan dan aturan terkait di negara tersebut. Dalam kasus Argentina, adopsi diperkuat karena keadaan memaksa akibat lemahnya ekonomi dan lonjakan inflasi ekstrem.

Presiden Argentina Javier Milei yang baru menjabat pada Desember 2023 pun cenderung memiliki pendekatan progresif soal penggunaan nilai tukar alternatif, termasuk kripto, untuk kehidupan sehari-hari.

Bahkan, Milei justru ingin menutup bank sentral negaranya dan secara penuh mengurangi penggunaan peso Argentina, terutama menuju dolar AS.

Sebagai contoh, salah satu realisasinya tergambar dari munculnya kebijakan progresif di Argentina bahwa bitcoin atau kripto sah sebagai landasan kontrak perjanjian pembayaran sewa properti, apartemen, atau indekos.

Pintu Academy menjelaskan terdapat perbedaan mendasar antara menabung uang ke dolar AS dengan menabung ke USDT atau USDC, seperti yang dilakukan orang-orang Argentina.

Kebiasaan membeli kripto memang merupkan buah era digital transaksi keuangan. Namun, kemunculan Bitcoin telah menambahkan dimensi baru dalam dunia keuangan dengan menawarkan alternatif terdesentralisasi berbeda dari uang digital konvensional.

Perbedaannya, uang digital merupakan representasi digital dari mata uang fiat, seperti rupiah Indonesia atau peso Argentina. Tentu di negara seperti Indonesia yang terbilang baik-baik saja, uang digital dalam mata uang rupiah menjadi andalan dalam transaksi secara daring.

Uang digital memungkinkan pengguna untuk bertransaksi dengan cepat dan mudah di dalam negeri bahkan sekarang bisa digunakan di negara tetangga seperti Malaysia, Thailand, Singapore, dan lainnya.

"Namun, sistem ini datang dengan batasan-batasan tertentu seperti biaya transaksi yang bisa menjadi mahal, batas transaksi yang ditentukan oleh penyedia jasa, dan waktu penyelesaian transaksi yang bisa memakan waktu hingga beberapa hari kerja," jelas tim Pintu Academy.

Kepercayaan pada pihak ketiga juga menjadi inti dari sistem uang digital terpusat, di mana dana pengguna dikelola dan dikontrol oleh penyedia layanan sehingga menunjukkan ketergantungan pada otoritas sentral dalam mengelola transaksi.

Sementara itu, Bitcoin menawarkan model terdesentralisasi menggunakan teknologi blockchain. Bitcoin tidak hanya memungkinkan transaksi tanpa batas jumlahnya, tetapi juga memberikan kebebasan kepada pengguna untuk mengirim atau menerima uang tanpa perlu adanya pihak ketiga.

Transaksi Bitcoin dapat diselesaikan dalam waktu 10 hingga 60 menit sehingga memberikan efisiensi yang signifikan dibandingkan dengan sistem pembayaran tradisional.

Salah satu kelebihan utama Bitcoin juga adalah struktur biayanya. Biaya transaksi Bitcoin ditentukan oleh pengguna dan tergantung pada kondisi jaringan.

"Ini memberikan fleksibilitas yang lebih besar dibandingkan dengan biaya tetap yang dikenakan oleh penyedia uang digital," tambahnya.

Inti dari perbedaan antara Bitcoin dan uang digital terletak pada konsep desentralisasi dan sentralisasi. Bitcoin mengoperasikan jaringan terbuka di mana siapa saja dapat berpartisipasi tanpa perlu otorisasi dari pihak ketiga, menjadikannya tahan terhadap sensor dan manipulasi.

Sebaliknya, uang digital terpusat membutuhkan kepercayaan kepada institusi yang mengelola dan mengendalikan akses ke dana.

Kedua sistem ini memiliki peran mereka masing-masing dalam ekosistem keuangan digital, dengan Bitcoin menawarkan alternatif yang menarik bagi mereka yang mencari transparansi dan kontrol lebih besar atas keuangan mereka.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Aziz Rahardyan
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper