Bisnis.com, JAKARTA -- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berpotensi mengalami reli seperti Wall Street setelah data inflasi AS menunjukkan pelambatan.
Berdasarkan data Reuters, indeks harga konsumen tidak berubah mengikuti kenaikan 0,4% di bulan September. Harga bensin turun 5,0%, mengimbangi kenaikan biaya akomodasi sewa yang terus meningkat. Harga di SPBU naik 2,1% pada bulan September.
Harga pangan naik 0,3% setelah naik 0,2% dalam tiga bulan sebelumnya. Inflasi bahan makanan meningkat 0,3%, didorong oleh kenaikan harga daging, ikan, dan telur. Produk sereal dan roti harganya lebih mahal, sementara harga buah dan sayur tidak berubah.
Dalam 12 bulan hingga Oktober, CPI naik 3,2% setelah naik 3,7% di bulan September. Ekonom yang disurvei oleh Reuters memperkirakan CPI naik 0,1% pada bulan ini dan meningkat 3,3% pada basis tahun ke tahun.
Meskipun kenaikan harga konsumen secara tahunan telah turun dari puncaknya sebesar 9,1% pada Juni 2022, tren disinflasi telah terhenti dalam beberapa bulan terakhir dengan latar belakang perekonomian yang kuat dan didukung oleh pasar tenaga kerja yang relatif ketat. Inflasi terus berjalan di atas target The Fed sebesar 2%.
Pasar keuangan dan sebagian besar ekonom percaya bahwa kampanye pengetatan kebijakan moneter bank sentral AS telah berakhir, sebuah narasi yang ditolak oleh Ketua Fed Jerome Powell dan pembuat kebijakan lainnya. Powell mengatakan pekan lalu bahwa “jika diperlukan pengetatan kebijakan lebih lanjut, kami tidak akan ragu untuk melakukannya.”
Baca Juga
Akan tetapi, pasar merespon hal tersebut dengan nada yang berbeda. Hal itu terbukti dari
indeks S&P 500 (.SPX) dan Nasdaq (.IXIC) dibuka melesat pada level tertinggi dalam 2 bulan terakhir menyusul inflasi AS tidak berubah pada Oktober meski ada fenomena harga bensin yang lebih rendah.
"Kami senang melihat headline dan CPI inti lebih rendah dari perkiraan. Hal ini memberi tahu kita bahwa The Fed sudah selesai, tidak ada lagi yang bisa dilakukan di sini," kata Thomas Hayes, ketua hedge fund Great Hill Capital di New York.
Data realisasi inflasi itu memicu para pedagang menghapus spekulasi bahwa The Fed akan menaikkan biaya pinjaman lebih lanjut dan beralih ke pertaruhan penurunan suku bunga mulai bulan Mei.
Imbal hasil Treasury AS turun, dengan imbal hasil dua tahun, yang paling mencerminkan ekspektasi suku bunga jangka pendek, merosot ke posisi terendah dalam dua minggu.
Hal itu pada gilirannya mengangkat saham-saham dengan pertumbuhan megacap seperti Nvidia (NVDA.O), Alphabet (GOOGL.O), Amazon.com (AMZN.O) dan Tesla (TSLA.O) naik antara 1,7% dan 5% di awal perdagangan. Indeks saham kecil Russell 2000 (.RUT) melonjak 3,3%.
Di sisi lain, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat ke level 6.862,05 pada perdagangan kemarin, Selasa, (14/11/2023). Seiring dengan menguatnya indeks, saham AMMN, BBRI dan GOTO terpantau paling sore ini.
Mengutip RTI Business, IHSG parkir di posisi 6.862,05 pada akhir perdagangan hari ini, naik 0,35% atau 23,74 poin dari penutupan perdagangan hari sebelumnya. Indeks komposit bergerak di rentang 6.829,94 hingga 6.886,81 pada perdagangan siang hari ini.
Sebanyak 17,18 miliar saham diperdagangkan dengan nilai transaksi sebesar Rp6,78 triliun dalam 1.01 juta kali transaksi. Sebanyak 285 saham yang menguat, saham yang melemah sebanyak 233 dan saham stagnan sebanyak 234.
Saham paling laris diperdagangkan hari ini yaitu PT Amman Mineral Internasional Tbk. (AMMN) dengan nilai transaksi mencapai Rp455,2 miliar sepanjang sesi hari ini. Adapun, saham AMMN terpantau menguat 0,70% atau 50 poin ke level Rp7.150 per saham.
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melambung 1,57% pada penutupan perdagangan sesi I hari ini, Rabu (15/11/2023). Sejumlah sentimen seperti inflasi AS, rilis neraca dagang Indonesia, serta ekspektasi suku bunga The Fed menjadi pendorong IHSG melaju di zona hijau.
Head of Research Center Mirae Asset Sekuritas Roger MM mengatakan IHSG yang melaju kencang mendekati 7.000 siang ini banyak ditopang oleh inflasi AS.
“Data US mengenai inflasi menjadi katalis utama yang mengangkat IHSG hari ini,” kata Roger kepada Bisnis, Rabu (15/11/2023).