Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

IHSG Diprediksi Sideways Menanti Suku Bunga BI, Cek Saham PGEO, SRTG & BBCA

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak sideways pada Kamis, (19/10/2023), setelah ditutup melemah pada perdagangan kemarin.
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha
Pegawai beraktivitas di dekat layar yang menampilkan data saham di PT Bursa Efek Indonesia di Jakarta, Rabu (2/8/2023). Bisnis/Himawan L Nugraha

Bisnis.com, JAKARTA — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi akan bergerak sideways pada Kamis, (19/10/2023), setelah ditutup melemah pada perdagangan kemarin. Jelang keputusan suku bunga oleh Bank Indonesia (BI), analis merekomendasikan saham PGEO, SRTG dan BBCA.

Adapun, pada perdagangan kemarin, Rabu, (19/10/2023), IHSG tergelincir ke zona merah dengan terkoreksi 0,17% ke 6.927,90 diiringi volume penjualan cukup tinggi.

Head of Research Phintraco Sekuritas Valdy Kurniawan mengatakan, rilis hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) BI umumnya disampaikan sore jelang penutupan, sehingga mungkin belum berdampak signifikan pada pergerakan IHSG hari ini. Pasalnya, IHSG hari ini dipengaruhi beberapa sentimen global.

"IHSG tertahan di batas pivot 6.950 pada Rabu, [18/10]. Dengan demikian, pelemahan mayoritas indeks di AS dan Eropa berpotensi menekan IHSG hari ini. IHSG diperkirakan menguji support pada kisaran 6.900-6.875," kata Valdy dalam riset Kamis, (19/10/2023).

Adapun, pada perdagangan hari ini level resisten IHSG berada di 7.000, sedangkan level pivot di 6.950 dan level support 6.900.

Dia mengatakan, realisasi data-data ekonomi China yang mayoritas berada di atas ekspektasi, di antaranya pertumbuhan ekonomi sebesar 4,9% secara year-on-year (yoy) pada kuartal III/2023, lebih baik dari perkiraan di level 4,4% yoy.

Selain itu, pertumbuhan penjualan ritel sebesar 5,5% yoy, lebih tinggi dari perkiraan di 4,9% yoy menurutnya hanya akan membatasi potensi pelemahan tersebut.

Di lain sisi, Nasdaq dan S&P 500 melemah lebih dari 1% pada Rabu, (18/10). Hal ini dipicu oleh berlanjutnya kenaikan yield obligasi  US 10-year Treasury Yield melewati level 4,9% untuk pertama kalinya sejak 2007. Pasar terlihat mengantisipasi potensi pandangan hawkish dari The Fed dalam FOMC 1 November 2023 mendatang.

Selain itu, pelemahan Wall Street juga disebabkan oleh penurunan harga saham dari sejumlah perusahaan besar, seperti J.B. Hunt, United Airlines dan Morgan Stanley setelah mencatatkan kinerja kuartal III/2023 yang berada di bawah perkiraan.

Sejalan dengan Wall Street, mayoritas indeks di Eropa juga ditutup melemah sekitar 1% kemarin. Pasar di Eropa juga tengah mengantisipasi rilis laporan keuangan kuartal III/2023. 

Dia mengatakan, penurunan inflasi inti di Euro Area ke 4,5% yoy pada September 2023 dari 5,3% yoy di Agustus 2023 justru memicu kekhawatiran pasar terhadap perlambatan ekonomi di Euro Area.

Meski sentimen tidak mendukung, harga brent oil menguat 1,8% ke US$91,50 per barel dan harga crude oil menguat 1,9% ke US$88,32 perbarel di Rabu (18/10). Kenaikan ini salah satunya dipicu oleh kabar bahwa EIA menarik 4,5 juta barel dari stockpiles pada pekan lalu, lebih besar 0,3 juta barel dari perkiraan.

Alhasil, dengan sederet sentimen tersebut, Phintraco Sekuritas merekomendasikan saham-saham yang dapat dicermati hari ini yaitu  PGEO, SRTG, BBCA, HEAL, BIRD dan SMRA.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Rizqi Rajendra
Editor : Pandu Gumilar
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper