Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Konglomerat Sri Prakash Lohia (INDR) Terbar Dividen Rp240 per Saham, Cek Jadwalnya

Emiten milik konglomerat Sri Prakash Lohia, PT Indorama Synthetics Tbk. (INDR) akan membagikan dividen senilai Rp Rp 157,04 miliar atau setara Rp240 per saham.
Emiten milik konglomerat Sri Prakash Lohia, PT Indorama Synthetics Tbk. (INDR) akan membagikan dividen senilai Rp Rp 157,04 miliar atau setara Rp240 per saham.
Emiten milik konglomerat Sri Prakash Lohia, PT Indorama Synthetics Tbk. (INDR) akan membagikan dividen senilai Rp Rp 157,04 miliar atau setara Rp240 per saham.

Bisnis.com, JAKARTA — Emiten milik konglomerat Sri Prakash Lohia, PT Indorama Synthetics Tbk. (INDR) akan membagikan dividen senilai Rp Rp 157,04 miliar atau setara Rp240 per saham, yang akan dibayarkan pada 25 Juli 2023.

Selain soal dividen, dalam rapat umum pemegang saham Tahunan (RUPST) yang digelar pada 27 Juni 2023 itu, turut disepakati juga saldo laba ditahan yang tidak dibatasi penggunaanya sebesar US$306,45 juta.

Adapun jadwal pembagian dividen tunai emiten yang bergerak di sektor bahan kimia dan sintetis ini sebagai berikut. Cum dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada 6 Juli 2023. Ex dividen pasar reguler dan pasar negosiasi pada 7 Juli 2023.

Sementara cum dividen pasar tunai pada 10 Juli 2023. Ex dividen pasar tunai pada 11 Juli 2023.

Daftar pemegang saham yang berhak atas dividen tunai alias recording date pada 10 Juli 2023 pukul 16.00 WIB. Pembayaran dividen akan dilakukan pada 25 Juli 2023.

Berdasarkan laporan keuangan 2022, INDR membukukan pendapatan bersih senilai US$936,14 juta atau setara dengan Rp14,72 triliun sepanjang 2022 (kurs rupiah Rp15.731).

Pendapatan tersebut disokong oleh pendapatan lokal yang tercatat sebesar US$493,87 juta setara Rp7,76 triliun dan pendapatan ekspor sebesar US$444,04 juta atau setara Rp6,98 triliun.

Sementara itu, beban pokok pendapatan INDR ikut naik sebesar 13,38 persen menjadi US$855,33 juta atau Rp13,45 triliun, dari sebelumnya sebesar US$754,33.

Kemudian, beban umum dan administrasi INDR tercatat sebesar US$17,19 juta atau Rp270,41 miliar, sedangkan beban penjualan turun dan tercatat US$6,92 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

INDR mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 49,70 persen pada 2022. Laba INDR tercatat sebesar US$42,53 juta atau Rp669,03 miliar pada 2022, turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya  yang tercatat sebesar US$84,56 juta.

Selanjutnya, INDR mencatatkan penurunan pada jumlah aset sebesar 3,94 persen menjadi US$869,80 juta atau setara Rp13,68 triliun sepanjang 2022 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$905,49 juta.

Sementara itu, ekuitas INDR tercatat sebesar US$465,15 juta atau setara dengan Rp7,31 triliun, sedangkan liabilitas terpantau sebesar US$404,64 juta, setara dengan Rp6,36 triliun.

Indorama Synthetics merupakan emiten milik Sri Prakash Lohia yang didirikan pada tahun 1973. Saat itu, Lohia mulai merintis bisnis tersebut bersama ayahnya sesaat setelah pindah ke Indonesia. Saat ini Sri Prakash Lohia menjabat sebagai Presiden Komisaris perseroan.

INDR mulai memproduksi benang pintal tahun 1976. Pada 1991, Indorama Synthetics melakukan diversifikasi dan merambah industri serat poliester. Sementara itu resin poliester botol (PET) mulai diproduksi tahun 1995.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Ibad Durrohman
Editor : Ibad Durrohman
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper