Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Indo Rama (INDR) Lirik Bisnis Tambang Mineral

Upaya terjun ke bisnis tambang dimulai dengan mengakuisisi PT Cikondang Kancana Prima (CKP) pada 24 Februari 2021.
Pabrik Isin Lanka Pve Ltd di Sri Lanka. Pabrik ini merupakan anak usaha PT Indo Rama Tbk, memproduksi spun yarn untuk tekstil dengan kualitas terbaik, baik cotton maupun sintetis, untuk pasar tekstil kelas atas./indorama
Pabrik Isin Lanka Pve Ltd di Sri Lanka. Pabrik ini merupakan anak usaha PT Indo Rama Tbk, memproduksi spun yarn untuk tekstil dengan kualitas terbaik, baik cotton maupun sintetis, untuk pasar tekstil kelas atas./indorama

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten produsen bahan baku untuk industri tekstil dan kemasan, PT Indo-Rama Synthetics Tbk. tidak menutup kemungkinan akan terjun ke bisnis tambang di masa depan.

Presiden Direktur Indo Rama Synthetics Vishnu Swaroop Baldwa mengatakan perseroan telah mantap masuk ke dalam bisnis pertambangan mineral.

Hal itu dimulai dengan mengakuisisi PT Cikondang Kancana Prima (CKP) pada 24 Februari 2021. Menurutnya dengan aksi tersebut perseroan telah mulai memulai langkah kecil dalam bisnis pertambangan.

“Kami yakin dengan elektrifikasi di seluruh dunia akses ke mineral akan menjadi penting. Jadi kami mulai investasi kecil karena memiliki potensi yang bagus,” katanya Senin (30/8/2021).

Emiten berkode efek INDR itu menyampaikan telah merampungkan transaksi akuisisi 80 persen kepemilikan saham CKP. INDR merogoh kocek hingga Rp300 miliar untuk masuk ke dalam bisnis pertambangan. Jumlah tersebut termasuk Rp50 miliar yang diberikan sebagai pinjaman berbunga kepada afiliasi dari pemegang saham yang menjual.

Sebagai informasi, CKP memiliki izin usaha pertambangan untuk menambang dan mengolah emas dan mineral lainnya di Cianjur, Jawa Barat, Indonesia. Perseroan telah memulai pekerjaan pengembangan proyek dan akan memulai produksi pada 2023.

Vishnu mengatakan dengan akuisisi tersebut INDR bisa mulai memahami seluk beluk bisnis pertambangan di Indonesia, Selain itu dia tidak menutup kemungkinan di masa depan perseroan masuk ke dalam bisnis tambang.

“Di masa depan jika melihat peluang yang bagus pada mineral lain yang bisa membantu kami masuk bisnis [mineral] kami akan coba,” katanya.

Selain bisnis tambang, INDR juga telah menambah kapasitas produksi benang pintal polyester menjadi 13.000 ton per tahun di Indonesia. Perseroan juga meningkatkan produksi pabrik serat polyester 42.000 ton per tahun.

Menurutnya perseroan tiap tahun berencana menambah produksi pabrik. Pasalnya dia melihat sampai dengan 2030 permintaan polyster polymer akan mencapai 75 juta ton per tahun. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper