Bisnis.com, JAKARTA - Emiten milik konglomerat Sri Prakash Lohia PT Indorama Synthetics Tbk. (INDR) menyampaikan telah menyerap belanja modal atau capital expenditure sejumlah US$11 juta hingga kuartal I/2022.
Presiden Direktur Indorama Vishnu Swaroop Baldwa mengatakan, selama 2021, INDR telah merealisasikan investasi senilai US$47 juta untuk pembangunan pabrik dan mesin-mesin. Sementara itu, untuk 2022 INDR akan menganggarkan belanja modal US$28 juta.
Dana belanja modal ini akan bertambah lagi di 2023 menjadi US$90 juta untuk mendukung investasi perusahaan.
"Dana ini untuk pabrik benang pintal di Indonesia dan Turki, dan untuk investasi anak perusahaan tambang CKP [Cikondang Kancana Prima]," ujar Vishnu, dikutip Sabtu (25/6/2022).
Dia melanjutkan, INDR akan melakukan penambahan kapasitas produksi benang pintal hingga 12.000 ton per tahun melalui pembangunan pabrik di Indonesia. Selain itu, perseroan juga melakukan penambahan kapasitas 11.000 ton per tahun melalui pembangunan pabrik di Turki.
Rencananya, pabrik baru perseroan di Indonesia tersebut akan mulai beroperasi pada kuartal II/2023. Sedangkan pabrik perseroan di Turki ditargetkan beroperasi pada kuartal I/2024.
Baca Juga
Adapun hingga kuartal I/2022, Indorama membukukan pendapatan US$271,5 juta atau setara Rp3,9 triliun pada kuartal I/2022 (kurs Jisdor Rp14.480 per dolar AS 28 April 2022). Pendapatan ini naik dari US$208,9 juta atau 29,91 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Masing-masing penjualan ekspor maupun lokal perseroan mengalami peningkatan yakni menjadi US$153,1 juta untuk ekspor dan US$119 juta untuk penjualan lokal.
Dengan pendapatan tersebut, emiten berkode saham INDR ini mampu mencetak laba bruto sebesar US$46,1 juta di kuartal I/2022, meningkat 64,56 persen dibandingkan kuartal I/2021 sebesar US$28 juta.
Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan ke pemilik entitas induk perseroan juga meningkat menjadi US$33,9 juta atau setara Rp491,9 miliar di kuartal I/2022. Laba bersih ini naik 84,5 persen dari US$18,4 juta secara yoy.