Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Emiten Orang Terkaya Keempat RI (INDR) Catat Pertumbuhan Pendapatan

Emiten milik konglomerat Sri Prakash Lohia, PT Indorama Synthetics Tbk. (INDR) mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada 2022, tetapi laba menurun.
Sri Prakash Lohia, salah satu orang terkaya di Indonesia. Emiten milik konglomerat Sri Prakash Lohia, PT Indorama Synthetics Tbk. (INDR) mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada 2022, tetapi laba menurun.
Sri Prakash Lohia, salah satu orang terkaya di Indonesia. Emiten milik konglomerat Sri Prakash Lohia, PT Indorama Synthetics Tbk. (INDR) mencatatkan pertumbuhan pendapatan pada 2022, tetapi laba menurun.

Bisnis.com, JAKARTA – Emiten milik konglomerat Sri Prakash Lohia, PT Indorama Synthetics Tbk. (INDR) membukukan pendapatan bersih senilai US$936,14 juta atau setara dengan Rp14,72 triliun sepanjang 2022 (kurs rupiah Rp15.731).

Sri Prakash Lohia merupakan orang terkaya keempat di Indonesia, dengan total kekayaan US$7,6 miliar atau sekitar Rp114 triliun (estimasi kurs Rp15.000 per dolar AS) berdasarkan data Forbes per Selasa (21/2/2023).

Berdasarkan laporan keuangan pada laman BEI, pendapatan bersih INDR terlihat naik 5,88 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$884,10 juta. 

Pendapatan tersebut disokong oleh pendapatan lokal yang tercatat sebesar US$493,87 juta setara Rp7,76 triliun dan pendapatan ekspor sebesar US$444,04 juta atau setara Rp6,98 triliun. 

Sementara itu, beban pokok pendapatan INDR ikut naik sebesar 13,38 persen menjadi US$855,33 juta atau Rp13,45 triliun, dari sebelumnya sebesar US$754,33. 

Kemudian, beban umum dan administrasi INDR tercatat sebesar US$17,19 juta atau Rp270,41 miliar, sedangkan beban penjualan turun dan tercatat US$6,92 juta dibandingkan dengan tahun sebelumnya. 

INDR mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 49,70 persen pada 2022. Laba INDR tercatat sebesar US$42,53 juta atau Rp669,03 miliar pada 2022, turun dibandingkan dengan tahun sebelumnya  yang tercatat sebesar US$84,56 juta.

Selanjutnya, INDR mencatatkan penurunan pada jumlah aset sebesar 3,94 persen menjadi US$869,80 juta atau setara Rp13,68 triliun sepanjang 2022 jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang tercatat sebesar US$905,49 juta.

Sementara itu, ekuitas INDR tercatat sebesar US$465,15 juta atau setara dengan Rp7,31 triliun, sedangkan liabilitas terpantau sebesar US$404,64 juta, setara dengan Rp6,36 triliun.

Pada perdagangan hari ini pukul 13.30 WIB, saham INDR menyentuh batas bawah (ARB) dengan turun 6,67 persen ke posisi Rp5.250 per saham. INDR dibuka di harga Rp5.625 pagi tadi dan bergerak di rentang Rp5.250-Rp5.675. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp3,44 triliun. 

Indorama Synthetics merupakan emiten milik Sri Prakash Lohia yang didirikan pada tahun 1973. Saat itu, Lohia mulai merintis bisnis tersebut bersama ayahnya sesaat setelah pindah ke Indonesia. 

INDR mulai memproduksi benang pintal tahun 1976. Pada 1991, Indorama Synthetics melakukan diversifikasi dan merambah industri serat poliester. Sementara itu resin poliester botol (PET) mulai diproduksi tahun 1995.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News dan WA Channel

Penulis : Artha Adventy
Editor : Hafiyyan
Konten Premium

Dapatkan informasi komprehensif di Bisnis.com yang diolah secara mendalam untuk menavigasi bisnis Anda. Silakan login untuk menikmati artikel Konten Premium.

Artikel Terkait

Berita Lainnya

Berita Terbaru

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

# Hot Topic

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Rekomendasi Kami

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Foto

Nyaman tanpa iklan. Langganan BisnisPro

Scan QR Code Bisnis Indonesia e-paper